Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau para kepala desa (kades) di 12 kecamatan daerah itu untuk melaporkan jika terjadi bencana alam sebagai dampak cuaca ekstrem.

"Kami sudah minta camat untuk ingatkan kepala desa jangan tidur, yang penting dari bencana warga juga siap siaga, lalu mereka beritahu ke kepala desa begitu ada bencana, jangan dibiarkan, segera laporkan untuk ditangani," kata Wakil Bupati (Wabup) Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) Yulianus Weng saat ditemui di Labuan Bajo, Sabtu, (14/12).

Ia menjelaskan potensi bencana alam yang sering terjadi di daerah itu longsor, banjir, pohon tumbang dan tanah longsor.

Pemerintah daerah melalui instansi terkait telah melakukan rapat persiapan guna mengantisipasi dampak cuaca ekstrem.

Pada dinas kesehatan, lanjut dia, petugas kesehatan telah melakukan sosialisasi bagi masyarakat untuk mengantisipasi berbagai penyakit yang muncul dalam musim hujan seperti diare, gatal-gatal, malaria dan demam berdarah.

"Terkait perubahan musim ini tentunya ada perubahan pola penyakit, lalu obat sudah disediakan sehingga telah diingatkan juga kepada puskesmas untuk minta obat jika ada peningkatan kasus seperti diare dan lainnya," ujarnya.

Lebih lanjut, pemerintah daerah juga telah menyiapkan dana tidak terduga sebesar Rp5,6 milyar guna mengantisipasi dampak cuaca ekstrem.

"Di dinas sosial juga siap, katakan ada rumah yang kena bencana mereka yang awal berikan bantuan awal seperti makanan dan tanggap darurat serta kami ingatkan puskesmas untuk siap siaga jika tengah malam ada bencana dan rumah sakit siap 24 jam," katanya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi mengimbau warga Manggarai Barat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mewaspadai bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem.

"Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir, longsor, angin kencang yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran.

Maria menambahkan musim hujan pada tahun 2024/2025 di Manggarai Barat telah dimulai pada November Dasarian 3, dengan puncaknya diperkirakan terjadi pada Januari 2025.

Musim hujan kali ini, kata dia, diikuti fenomena La Nina, yang menyebabkan potensi curah hujan lebih tinggi dari biasanya.

"Selain itu, kondisi cuaca semakin ekstrem dari aktifnya gelombang ekuatorial Rossby di wilayah NTT," katanya.

Ia juga menjelaskan terpantau juga adanya bibit siklon tropis 93S di Samudera Hindia selatan NTT.

Kondisi dinamika atmosfer tersebut meningkatkan intensitas hujan di sebagian besar wilayah NTT termasuk di Manggarai Barat.


Baca juga: Siklon 94S picu peningkatan hujan di NTT

Baca juga: BMKG perpanjang peringatan dini cuaca ekstrem


Pewarta : Gecio Viana
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024