Labuan Bajo (ANTARA) - Wakil Bupati (Wabup) Manggarai Barat (Mabar) Yulianus Weng mengaku optimistis target penerimaan pajak daerah sebesar Rp280 miliar dari jasa akomodasi perhotelan serta makan dan minum pada kapal wisata yang beroperasi di perairan Labuan Bajo dapat tercapai.
"Saya punya keyakinan dan di Indonesia baru kita pertama yang menerapkan pajak pada kapal wisata," katanya di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin.
Pemungutan pajak jasa akomodasi perhotelan dan pajak makan minum pada kapal wisata di perairan Labuan Bajo berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Manggarai Barat Nomor 6 Tahun 2023 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Selain itu, Peraturan Bupati (Perbup) Manggarai Barat Nomor 5 Tahun 2024 tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Barang dan Jasa Tertentu atas Penyediaan Makanan dan/atau Minuman serta Jasa Perhotelan di Atas Air di Kabupaten Manggarai Barat.
Menurut Weng, pada Januari hingga 16 Juli 2025 total penerimaan pajak jasa akomodasi perhotelan dan pajak makan minum pada kapal wisata di daerah itu telah mencapai Rp103 miliar
"Kalau dibandingkan tahun lalu kita sudah lebih Rp10 miliar," ujar dia.
Weng juga mengatakan potensi pariwisata Labuan Bajo yang bersandar pada sektor maritim merupakan peluang meningkatkan penerimaan daerah.
Karena itu ia mengatakan telah mengajak pemerintah daerah lainnya yang memiliki potensi maritim dimana terdapat kapal wisata di perairan laut dapat melakukan studi tiru di Manggarai Barat.
Menurut Weng, pekan lalu Pemkab Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya, telah melakukan studi tiru terkait pemungutan pajak pada kapal wisata di perairan Labuan Bajo.
"Karena situasi kita di Labuan Bajo sama dengan mereka, jadi kami kasih perda, perbup karena mereka kehilangan banyak potensi penerimaan daerah dan sekarang itu perlu amati, tiru dan modifikasi," katanya.
Ia mengatakan Pemkab Manggarai Barat menyambut baik pemerintah kabupaten lainnya di Indonesia maupun pihak lainnya yang ingin melakukan studi tiru terkait pemungutan pajak pada kapal wisata.
"Karena jika datang ke sini artinya rezeki bagi kami dan tidak ada yang salah berbagi karena berkat bagi kita," katanya.