Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang melaporkan data sementara jumlah rumah yang rusak berat akibat puting beliung di Kota Kupang berjumlah 120 rumah.
Wakil Wali Kota Kupang, Hermanus Man kepada Antara di Kupang, Kamis (28/2) malam ,mengatakan bahwa data tersebut ia peroleh dari BPBD dan lurah di dua kelurahan yang terdampak yakni Kelurahan Penfui dan Kelurahan Liliba.
"Jadi ada dua kelurahan yang menjadi lokasi amukan puting beliung sore tadi. Yakni Kelurahan Penfui dan Kelurahan Liliba," katanya.
Ia mengatakan bahwa bersyukur karena dari pendataan yang ada tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut.
Namun yang pastinya rumah-rumah rusak berat, karena atap rumahnya terangkat terbawa angin yang kencang disertai dengan hujan pada pukul 14.40 WITA.
"Tadi saya sempat ke lokasi untuk memantau langsung kondisi di sana, dan memang yang saya lihat, paling banyak adalah atap rumah warga yang terangkat akibat angin itu," ujar Hermanus.
Baca juga: Angin puting beliung hancurkan sejumlah rumah di Kupang
Untuk pertolongan pertama, ia sudah memerintahkan instansi terkait untuk membantu terpal agar bisa menutup rumah warga yang atapnya sudah tidak ada.
Sementara itu juga bagi mahasiswa yang kosannya ambruk akibat angin itu, untuk sementara akan ditempatkan di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Kupang.
"Saya sudah koordinasi dengan pihak Bapelkes agar nantinya mahasiswa yang atap kosannya terbawa angin nanti diungsikan di kantor Bapelkes untuk sementara waktu," kata Hermanus.
Dia mengemukakan, pihaknya masih melihat sisa anggaran bencana alam. Jika kurang akan berkoodinasi dengan gubernur NTT. "Ini merupakan bencana puting beliung terbesar di Kota Kupang," demikian Hermanus Man.
Baca juga: Angin kencang rontokan 51 rumah di NTT
Baca juga: Bencana alam di NTT didominasi puting beliung dan banjir
Wakil Wali Kota Kupang, Hermanus Man kepada Antara di Kupang, Kamis (28/2) malam ,mengatakan bahwa data tersebut ia peroleh dari BPBD dan lurah di dua kelurahan yang terdampak yakni Kelurahan Penfui dan Kelurahan Liliba.
"Jadi ada dua kelurahan yang menjadi lokasi amukan puting beliung sore tadi. Yakni Kelurahan Penfui dan Kelurahan Liliba," katanya.
Ia mengatakan bahwa bersyukur karena dari pendataan yang ada tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut.
Namun yang pastinya rumah-rumah rusak berat, karena atap rumahnya terangkat terbawa angin yang kencang disertai dengan hujan pada pukul 14.40 WITA.
"Tadi saya sempat ke lokasi untuk memantau langsung kondisi di sana, dan memang yang saya lihat, paling banyak adalah atap rumah warga yang terangkat akibat angin itu," ujar Hermanus.
Baca juga: Angin puting beliung hancurkan sejumlah rumah di Kupang
Untuk pertolongan pertama, ia sudah memerintahkan instansi terkait untuk membantu terpal agar bisa menutup rumah warga yang atapnya sudah tidak ada.
Sementara itu juga bagi mahasiswa yang kosannya ambruk akibat angin itu, untuk sementara akan ditempatkan di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Kupang.
"Saya sudah koordinasi dengan pihak Bapelkes agar nantinya mahasiswa yang atap kosannya terbawa angin nanti diungsikan di kantor Bapelkes untuk sementara waktu," kata Hermanus.
Dia mengemukakan, pihaknya masih melihat sisa anggaran bencana alam. Jika kurang akan berkoodinasi dengan gubernur NTT. "Ini merupakan bencana puting beliung terbesar di Kota Kupang," demikian Hermanus Man.
Baca juga: Angin kencang rontokan 51 rumah di NTT
Baca juga: Bencana alam di NTT didominasi puting beliung dan banjir