Kupang (ANTARA News NTT) - Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man mengharapkan agar pendataan jumlah rumah yang rusak akibat terkena bencana angin puting beliung pada Kamis (28/2) harus dilakukan secara detail.

"Saya baru saja kembali dari lokasi untuk meninjau kondisi penanganan seperti apa yang sudah dilakukan pascaangin puting beliung kemarin, dan saya hanya minta kepada lurah agar lakukan pendataan dengan detail," katanya kepada Antara di Kupang, Jumat (1/3).

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan perkembangan soal jumlah rumah dan kos-kosan yang rusak berat dan ringan di Kelurahan Penfui dan Kelurahan Liliba akibat tertimpa angin puting beliung.

Ia menjelaskan pendataan detail itu seperti berapa rumah yang rusak berat, dan berapa yang rusak ringan, sehingga memudahkan pembagian bantuan dari pemerintah kota. Artinya, pemerintah memberikan sesuai dengan data yang sudah dihimpun.

"Saat ini jumlah kerusakan akibat puting beliung kemarin belum didata semua. Data sementara yang kami terima baru 140-an rumah dan kos-kosan yang rusak," ujar dia.

Hermanus juga memastikan data lengkap soal berapa jumlah rumah dan kos-kosan yang rusak baru akan diketahui pada Jumat (1/3) siang ini.

Baca juga: Angin kencang rontokan 51 rumah di NTT

Sebelumnya diberitakan pada Kamis (28/2), hujan dan petir disertai kilat menghantam ratusan rumah di dua kelurahan di Kota Kupang, yakni Kelurahan Penfui dan Liliba.

Beberapa video amatir yang diunggah oleh sejumlah orang di media sosial dan dibagikan ke WhatsApp grup memperlihatkan bentuk angin puting beliung yang turun menghantam sejumlah rumah dan kosan itu bentukannya seperti gasing.

Pemerintah Kota Kupang sendiri saat ini sudah berkoordinasi dengan instansi terkait agar rumah-rumah yang atapnya roboh, ditutup sementara dengan terpal.

Kemudian sejumlah mahasiswa dan mahasiswi yang kosannya ikut rusak juga dipindahkan di kantor Badan Pelayanan Kesehatan (Bapelkes) Kupang untuk sementara waktu.

Baca juga: Angin puting beliung hancurkan sejumlah rumah di Kupang
Baca juga: 120 rumah rusak berat akibat puting beliung di Kupang

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024