Kupang (ANTARA) - Jalan Raya El Tari Kupang, Sabtu (2/3) pagi seakan berubah jadi lautan manusia ketika ribuan penghuni ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur ini memenuhi ruas jalan tersebut untuk mengikuti Festival Tenun NTT.
Sejak pukul 06.00 WITA, warga masyarakat di Kota Kupang berbondong-bondong datang ke lokasi hari bebas kendaraan (CFD) di Jalan Raya El Tari Kupang itu lengkap dengan atribut tenun ikat khas Nusa Tenggara Timur.
Kurniawan, salah seorang warga yang ditemui di sela-sela pelaksanaan festival tenun NTT itu mengaku sangat antusias mengikuti festival tersebut.
"Saya bukan orang NTT (dari Jawa Barat), namun melihat momen seperti ini, saya merasa bangga untuk ikut ambil bagian dalam festival tersebut," katanya dalam balutan pakaian tenun ikat khas Pulau Timor.
Ia berharap festival tenun ikat ini terus dilakukan karena banyak sekali motif tenunan dari NTT yang belum banyak dikenal orang, apalagi orang luar NTT seperti dirinya.
Dalam kesempatan itu hadir pula Ketua Dewan Konsultatif Nasional Komisi Perlindungan Anak, Seto Mulyadi yang juga mengenakan pakaian adat dari Kabupaten Rote Ndao.
Ia hadir dengan ratusan anak-anak sekolah mulai dari SD-SMA bernyayi bersama di halaman Kantor Gubernur NTT yang terletak di Jalan Raya El Tari itu.
"Saya biasanya menggunakan batik dalam kegiatan-kegiatan penting di Jakarta. Tetapi setelah hari ini saya akan menggenakan pakaian dengan motif tenun NTT," katanya dan mengharapkan anak-anak NTT menjadi penerus dalam menjaga dan melestarikan tenun ikat NTT di mana pun berada.
Baca juga: Kampung Adat Praingu Prailiu jadi galeri tenun ikat
Baca juga: Tenun Ikat Membuat Sumba Memikat
Sejak pukul 06.00 WITA, warga masyarakat di Kota Kupang berbondong-bondong datang ke lokasi hari bebas kendaraan (CFD) di Jalan Raya El Tari Kupang itu lengkap dengan atribut tenun ikat khas Nusa Tenggara Timur.
Kurniawan, salah seorang warga yang ditemui di sela-sela pelaksanaan festival tenun NTT itu mengaku sangat antusias mengikuti festival tersebut.
"Saya bukan orang NTT (dari Jawa Barat), namun melihat momen seperti ini, saya merasa bangga untuk ikut ambil bagian dalam festival tersebut," katanya dalam balutan pakaian tenun ikat khas Pulau Timor.
Ia berharap festival tenun ikat ini terus dilakukan karena banyak sekali motif tenunan dari NTT yang belum banyak dikenal orang, apalagi orang luar NTT seperti dirinya.
Dalam kesempatan itu hadir pula Ketua Dewan Konsultatif Nasional Komisi Perlindungan Anak, Seto Mulyadi yang juga mengenakan pakaian adat dari Kabupaten Rote Ndao.
Ia hadir dengan ratusan anak-anak sekolah mulai dari SD-SMA bernyayi bersama di halaman Kantor Gubernur NTT yang terletak di Jalan Raya El Tari itu.
"Saya biasanya menggunakan batik dalam kegiatan-kegiatan penting di Jakarta. Tetapi setelah hari ini saya akan menggenakan pakaian dengan motif tenun NTT," katanya dan mengharapkan anak-anak NTT menjadi penerus dalam menjaga dan melestarikan tenun ikat NTT di mana pun berada.
Baca juga: Kampung Adat Praingu Prailiu jadi galeri tenun ikat
Baca juga: Tenun Ikat Membuat Sumba Memikat