Kupang, NTT (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebutkan terjadi penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) di provinsi NTT sebesar 0,16 persen pada Februari 2025
“Pada Februari 2025, NTP di Provinsi NTT sebesar 101,43 turun 0,16 persen dari sebelumnya 101,60 pada Januari 2025,” kata Kepala BPS Provinsi NTT Matamira B. Kale melalui siaran daring di Kupang, Senin.
Nilai tersebut berada di bawah NTP nasional pada Februari 2025 yang jumlahnya sebesar 123,45.
“Penurunan ini dikarenakan harga komoditas pertanian yang menurun, sedangkan harga komoditas konsumsi rumah tangga dan barang modal mengalami peningkatan,” jelas dia.
Selanjutnya, ia menjabarkan penurunan NTP berdasarkan subsektor dengan perbandingan antara Januari dan Februari 2025.
Subsektor tanaman pangan turun dari 99,81 pada Januari menjadi 99,70 pada Februari. Pada subsektor hortikultura turun dari 98,55 menjadi 98,39.
Sedangkan subsektor perkebunan rakyat turun dari 104,54 menjadi 104,17. Pada subsektor peternakan turun dari 107,89 menjadi 107,63.
“Hanya subsektor perikanan yang naik dari sebelumnya 93,44 menjadi 94,10,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) di NTT mengalami peningkatan 0,06 persen dari 104,18 pada Januari menjadi 104,24 pada Februari 2025.
Berdasarkan subsektor NTUP Februari 2025 terjadi kenaikan 0,09 persen pada subsektor tanaman pangan.
Pada subsektor peternakan naik 0,24 persen dan subsektor perikanan naik 1,05 persen.
“Namun, ada dua subsektor yang menurun yaitu pada hortikultura turun 0,07 persen dan perkebunan rakyat turun 0,17 persen,” ucapnya.