Kupang, NTT (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi Belanja Negara (APBN) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) 2025 sebesar Rp11,72 triliun atau senilai 33,08 persen dari alokasi sebesar Rp35,446 triliun (pagu 2025).

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi NTT Adi Setiawan di Kupang, Sabtu, mengatakan realisasi Belanja Negara sebesar Rp11,72 triliun, sementara Pendapatan Negara (APBN) sebesar Rp1,17 triliun (29,92 persen dari target).

“Realisasi pembayaran THR (tunjangan hari raya) dan Gaji-13 Tahun 2025, pembukaan blokir anggaran realisasi belanja bantuan sosial dan pertumbuhan realisasi tunjangan kinerja daerah (TKD) menjadi pendorong realisasi belanja pemerintah,” kata dia. 

Sedangkan realisasi belanja pemerintah pusat yakni Rp2,67 triliun (27,02 persen dari alokasi) yang dipengaruhi oleh pembayaran THR, serta peningkatan belanja barang dan modal karena pembukaan blokir anggaran.

Realisasi terbesar adalah pada jenis belanja pegawai untuk pembayaran gaji PNS/TNI/Polri, pada jenis belanja barang adalah belanja barang operasional dan pada belanja modal adalah belanja modal jalan, irigasi dan jaringan.

Adi menyatakan bahwa APBN tahun 2025 akan terus berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan peningkatan kesejahteraan rakyat di wilayah NTT. 

“Untuk kinerja APBD tahun 2025 menunjukkan kinerja fiskal yang solid walaupun dalam bayang efisiensi anggaran. APBD tahun 2025 difokuskan untuk pembangunan daerah,” tambah dia.

Ia juga mengatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) NTT sampai dengan Mei 2025 mencapai Rp758,51 miliar, Pendapatan Transfer sebesar Rp5,53 triliun, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah (LLPDyS) sebesar Rp19,34 miliar.

Pendapatan transfer Pemerintah Pusat menjadi sumber penerimaan utama dengan share (pembagian) sebesar 86,36 persen dari total pendapatan daerah, disusul PAD yang menyumbang 12,01 persen dan sisanya adalah share dari pendapatan LLPDys.

“Realisasi belanja daerah sampai dengan Mei 2025 sebesar Rp5,14 triliun atau 16,81 persen dari pagu,” katanya. 

Sementara itu, Belanja Operasi mencatatkan realisasi terbesar dengan nilai Rp4,40 triliun atau 19,67 persen dari alokasi. Share terbesar adalah dari belanja pegawai dengan total realisasi Rp3,56 triliun.


Pewarta : Yoseph Boli Bataona
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2025