Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata mendukung upaya pengembangan UKM yang bergerak di sektor pariwisata, khususnya di Labuan Bajo, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, salah satunya melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (27/3), mengapresiasi program KUR pariwisata sebagai instrumen perkuatan modal bagi para pelaku usaha mikro dan kecil di bidang pariwisata.
“Dengan KUR, para pengusaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang pariwisata, kami harapkan bisa naik kelas sehingga kegiatan pariwisata dapat menjadi salah satu penggerak ekonomi masyarakat,” kata Arief Yahya.
Kredit dengan suku bunga 7 persen per tahun itu diharapkannya mampu meningkatkan skala usaha dan menjadi solusi masalah pembiayaan bagi UKM pariwisata di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai salah satu destinasi pariwisata prioritas.
Kemenpar pun turut menyosialisasikan KUR pariwisata agar para pelaku UKM dapat memanfaatkannya secara optimal.
“KUR harus terus digaungkan sehingga para pelaku usaha kecil dan menengah di daerah mengetahui cara mengaksesnya, serta manfaat dari program tersebut. Dengan memanfaatkan KUR, bila dilakukan secara optimal maka akan menjadi terobosan baru di bidang pariwisata, ” jelasnya.
Menpar hadir dalam acara penyerahan pertama KUR oleh BNI untuk para pelaku usaha di sektor pariwisata di Hotel Ayana, Labuah Bajo, pada Selasa (26/03).
Baca juga: NTT hadirkan perpustakaan pariwisata berbasis digital
Para pelaku usaha di bidang pariwisata dapat mengakses program KUR skema khusus yakni KUR Pariwisata sejak akhir tahun lalu. Tercatat hampir semua jenis usaha di bidang pariwisata bisa mengakses KUR pariwisata.
Sampai sekarang sudah ada 44 jenis usaha pariwisata yang bisa mendapatkan KUR. Sebagai sektor unggulan, sampai saat ini terdapat sekitar 8 juta-9 juta pelaku UMKM di bidang pariwisata.
Pemberian kredit dengan bunga rendah diharapkan dapat membantu jutaan pelaku UMKM itu dalam mengembangkan usahanya.
"Dalam membangun destinasi utamakan masyarakatnya dulu, jika masyarakat sudah siap dan alam terus dilestarikan, jangan khawatir kesejahteraan pasti muncul," ujar Arief Yahya.
CEO Region Denpasar BNI Suhardi Petrus, menambahkan bahwa berdasarkan Permenko Namur 8 Tahun 2018, sektor industri pariwisata dan ekonomi kreatif kini juga masuk dalam target pemberian KUR.
"Dari tahun 2014, target KUR kami lebih ke sektor kuliner tapi sekarang kami juga mulai menyentuh sektor pariwisata dan industri kreatif,” katanya.
Dia menambahkan potensi UKM di daerah seperti di Labuan Bajo yang layak mendapat KUR terbilang besar.
Untuk itu, pihaknya terus melaksanakan program tersebut di berbagai daerah sehingga penerima manfaat KUR merata di semua golongan masyarakat yang membutuhkan.
Pada kesempatan kali ini, Menpar menyerahkan KUR kepada lima pelaku usaha di bidang pariwisata yaitu Aripudin pengusaha kapal wisata, Antonia Ariyani pengusaha suvenir dan tenunan, Robert Kenedy pengusaha kedai kopi dan agen wisata, Hanung Sispri pengusaha homestay dan kuliner, serta Muhadar pengusaha kapal wisata.
“Harapan kami dengan KUR ini kami bisa meningkatkan usaha pariwisata, apalagi Labuan Bajo adalah pintu masuk wisata ke wilayah Flores," ungkap salah satu penerima KUR, Antonia Ariyani.
Baca juga: Merangsang wisatawan dengan perpustakaan pariwisata
Baca juga: Pemkab Kupang alokasikan Rp50 miliar untuk bangun pariwisata
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (27/3), mengapresiasi program KUR pariwisata sebagai instrumen perkuatan modal bagi para pelaku usaha mikro dan kecil di bidang pariwisata.
“Dengan KUR, para pengusaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang pariwisata, kami harapkan bisa naik kelas sehingga kegiatan pariwisata dapat menjadi salah satu penggerak ekonomi masyarakat,” kata Arief Yahya.
Kredit dengan suku bunga 7 persen per tahun itu diharapkannya mampu meningkatkan skala usaha dan menjadi solusi masalah pembiayaan bagi UKM pariwisata di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai salah satu destinasi pariwisata prioritas.
Kemenpar pun turut menyosialisasikan KUR pariwisata agar para pelaku UKM dapat memanfaatkannya secara optimal.
“KUR harus terus digaungkan sehingga para pelaku usaha kecil dan menengah di daerah mengetahui cara mengaksesnya, serta manfaat dari program tersebut. Dengan memanfaatkan KUR, bila dilakukan secara optimal maka akan menjadi terobosan baru di bidang pariwisata, ” jelasnya.
Menpar hadir dalam acara penyerahan pertama KUR oleh BNI untuk para pelaku usaha di sektor pariwisata di Hotel Ayana, Labuah Bajo, pada Selasa (26/03).
Baca juga: NTT hadirkan perpustakaan pariwisata berbasis digital
Para pelaku usaha di bidang pariwisata dapat mengakses program KUR skema khusus yakni KUR Pariwisata sejak akhir tahun lalu. Tercatat hampir semua jenis usaha di bidang pariwisata bisa mengakses KUR pariwisata.
Sampai sekarang sudah ada 44 jenis usaha pariwisata yang bisa mendapatkan KUR. Sebagai sektor unggulan, sampai saat ini terdapat sekitar 8 juta-9 juta pelaku UMKM di bidang pariwisata.
Pemberian kredit dengan bunga rendah diharapkan dapat membantu jutaan pelaku UMKM itu dalam mengembangkan usahanya.
"Dalam membangun destinasi utamakan masyarakatnya dulu, jika masyarakat sudah siap dan alam terus dilestarikan, jangan khawatir kesejahteraan pasti muncul," ujar Arief Yahya.
CEO Region Denpasar BNI Suhardi Petrus, menambahkan bahwa berdasarkan Permenko Namur 8 Tahun 2018, sektor industri pariwisata dan ekonomi kreatif kini juga masuk dalam target pemberian KUR.
"Dari tahun 2014, target KUR kami lebih ke sektor kuliner tapi sekarang kami juga mulai menyentuh sektor pariwisata dan industri kreatif,” katanya.
Dia menambahkan potensi UKM di daerah seperti di Labuan Bajo yang layak mendapat KUR terbilang besar.
Untuk itu, pihaknya terus melaksanakan program tersebut di berbagai daerah sehingga penerima manfaat KUR merata di semua golongan masyarakat yang membutuhkan.
Pada kesempatan kali ini, Menpar menyerahkan KUR kepada lima pelaku usaha di bidang pariwisata yaitu Aripudin pengusaha kapal wisata, Antonia Ariyani pengusaha suvenir dan tenunan, Robert Kenedy pengusaha kedai kopi dan agen wisata, Hanung Sispri pengusaha homestay dan kuliner, serta Muhadar pengusaha kapal wisata.
“Harapan kami dengan KUR ini kami bisa meningkatkan usaha pariwisata, apalagi Labuan Bajo adalah pintu masuk wisata ke wilayah Flores," ungkap salah satu penerima KUR, Antonia Ariyani.
Baca juga: Merangsang wisatawan dengan perpustakaan pariwisata
Baca juga: Pemkab Kupang alokasikan Rp50 miliar untuk bangun pariwisata