Kupang (Antara NTT) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Lasiana Kupang menyatakan, Nusa Tenggara Timur memiliki tipe curah hujan "moonsonal" atau memiliki satu puncak hujan.

"Sehingga tidak akan luput dari fenomena La Nina yang dicirikan dengan musim kemarau berlangsung cukup lama hingga delapan bulan, sementara rata-rata musim hujan berlangsung hanya empat bulan (Desember-Maret)," kata Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang, Juli Setiyanto di Kupang, Sabtu.

Pola musim di NTT ini dipengaruhi oleh angin kering dari Australia menyebabkan konvergensi awan tidak seintens wilayah Indonesia yang lain.

Ia menyebutkan pada 2010 NTT mengalami musim kemarau yang lebih basah dibandingkan tahun normal, meskipun intensitas hujan tidak sebesar peningkatan di daerah lain yang menimbulkan banjir.

"Kondisi ini berlanjut hingga 2011 dimana kecenderungan fenomena La Nina yang sudah diprediksi sejak awal musim kemarau," katanya.

Dia mengatakan, BMKG memprediksi musim kemarau hingga akhir 2012 berlangsung normal, meskipun saat terjadi kekeringan di beberapa wilayah yang berujung pada krisis air, sawah puso, konflik perebutan air dan beberapa masalah lainnya.

"Dalam konteks lokal di daerah Nusa Tenggara Timur yang memiliki karakteristik musim yang spesifik dengan daerah lain di NTT, diprediksi musim kemarau justru akan berakhir November dan saat itu pula dimulai awal musim hujan di daerah kepulauan ini," katanya.

Bahkan hasil analisis menyebutkan ada beberapa daerah yang diprediksi akan memasuki awal musim hujan pada Oktober 2012, ada November dan ada yang pada Desember.

"Untuk Oktober dua (minggu kedua) ada satu Zona Musim (Zom), November dua ada lima Zom dan Desember dua ada empat Zom dari perbandingan rata-rata 14 Zom," katanya.

Khusus untuk sifat hujan di daerah-daerah NTT pada umumnya diprediksi normal 15 persen dan dibawah normal delapan persen dan tidak memiliki sifat diatas normal.

"Musim hujan di wilayah Nusa Tenggara Timur datang tidak bersamaan untuk sejumlah daerah yang berbasiskan kepulauan karena memiliki corak dan karakteristik kondisi alam yang berbeda satu dengan yang lain.

"Jadi awal musim hujan untuk wilayah Nusa Tenggara Timur tidak akan terjadi serentak, karena karakteristik daerah yang ada berbeda satu dengan yang lain," katanya.

Dia menyebut untuk wilayah Flores bagian Barat terutama Manggarai bagian utara dan Manggarai Timur bagian Timur dan Ngada bagian Utara diperkirakan hujan akan terjadi pada pertengahan Oktober 2012.

Sementara katanya untuk Manggarai Barat bagian barat baru akan terjadi awal musim hujan akhir November 2012, termasuk wilayah pulau Timor pada pertengahan November 2012.

Sedangkan untuk wilayah Lembata, Alor Pantar, Solor, Adonara, Flores Timur bagian Utara, Sikka bagian Utara awal musim hujan baru akan berlangsung pada pertengahan Desember 2012.

"Ini prediksi secara umum didasarkan oleh beberapa kriteria antara lain indikator El Nino Southern Oscillation (ENSO), anomali suhu permukaan air laut serta Dipole Mode di Samudera Hindia," katanya.

Berdasarkan kriteria dan indikator tersebut maka sifat hujan musim kemarau 2012 diprediksi normal (57 persen), di atas normal (35 persen) dan di bawah normal (delapan persen).

"Nusa Tenggara Timur yang memiliki karakteristik musim yang spesifik dengan daerah lain di NTT, diprediksi musim kemarau justru akan berakhir November dan saat itu pula dimulai awal musim hujan di daerah kepulauan ini," katanya.

Bahkan katanya hasil analisis pihak MBKG Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang menyebutkan ada beberapa daerah yang diprediksi akan memasuki awal musim hujan pada Oktober 2012, ada November dan ada yang pada Desember.

"Untuk Oktober dua (minggu kedua) ada satu Zona Musim (Zom), November dua ada lima Zom dan Desember dua ada empat Zom dari perbandingan rata-rata 14 Zom," katanya.

Khusus untuk sifat hujan di daerah-daerah NTT pada umumnya diprediksi normal 15 persen dan dibawah normal delapan persen dan tidak memiliki sifat diatas normal.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024