Kupang (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bendana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur Thomas Bangke mengatakan selama ini perempuan termasuk salah satu kelompok paling banyak menjadi korban bencana alam.

"Kondisi ini terjadi karena kurangnya pemahaman akan risiko dan besarnya keinginan mereka untuk menolong keluarga, namun mereka belum memiliki kapasitas yang memadai untuk melakukan hal tersebut," kata Thomas Bangke kepada wartawan di Kupang, Jumat (26/4).

Dia mengemukakan pandangan tersebut berkaitan dengan pilihan perempuan sebagai tema dalam simulasi kesiapsiagaan bencana yang berlangsung di Pantai Lasiana Kupang.

Menurut dia, pada tahun 2019 ini, pihaknya memilih tema Perempuan Sebagai Guru Kesiapsiagaan dan Rumah Sebagai Sekolahnya dalam simulasi kesiapsiagaan bencana secara nasional, karena pendidikan paling wajib dilakukan mulai dari rumah dan perempuan dan ibu memiliki peran yang sangat penting.

Selain pentingnya pendidikan dini, perempuan dan ibu dipilih karena memiliki sifat melindungi, aktif dalam kelompok sosial, komunitas dan juga merupakan sosok pembelajar.

"Jadi peran ibu dan perempuan menjadi sangat penting karena selama ini paling banyak menjadi korban karena keinginan mereka untuk menolong keluarga saat terjadi kondisi darurat," katanya seraya menambahkan untuk ke depan pihaknya akan menyasar gedung-gedung bertingkat untuk memberikan pendidikan tentang kesiapsiagaan bencana.

Alasannya, karena berdasarkan pengalaman, gedung-gedung bertingkat seperti perkantoran dan hotel-hotel selalu menjadi kuburan massal ketika terjadi bencana. Pihaknya juga akan menyasar rumah sakit, hotel dan sekolah-sekolah yang ada di daerah ini sebagai tempat pendidikan bencana.

Baca juga: BPBD NTT gelar simulasi penanggulangan bencana di Pantai Lasiana
Baca juga: Simulasi menghadapi bencana di NTT

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024