Kupang (ANTARA) - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) bekerja sama dengan Plan Internasional Indonesia dan Rumah Solusi Beta Indonesia mengelar turnamen sepakbola putri (girls football) memperebutkan Piala Kartini di Kota Kupang, NTT.
Direktur Penggalangan Dana Plan Internasional Indonesia Linda Sukandar kepada wartawan di Kupang, Senin (10/6) mengatakan bahwa turnamen sepak bola itu merupakan upaya inovatif Plan International Indonesia dalam mengampanyekan pencegahan kekerasan kepada anak termasuk yang berbasis gender melalui olahraga sepak bola.
"Tujuan utamanya untuk memberdayakan anak, khususnya anak perempuan agar mampu mencegah perilaku beresiko dan mempromosikan kesetaraan gender di sekolah melalui sepak bola anak perempuan, serta melalui kemitraan yang kuat dengan pihak sekolah, orangtua, dan berbagai pemangku kepentingan," katanya.
Turnamen memperebutkan piala Kartini itu diikuti oleh 18 tim dari dua kabupaten di Pulau Timor yakni sembilan tim dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan sembilan tim dari Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Plan Internasional Indonesia sudah tiga tahun membuat proyek tersebut, dan untuk turnamen itu sendiri sudah dilakukan untuk kedua kalinya. "Untuk ke depannya kami akan menggandeng sejumlah kabupaten lain di NTT sepertu di daratan Pulau Flores dan Sumba untuk ikut serta di dalamnya," ujarnya.
Ia menambahkan melalui project itu, diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah perilaku berisiko dan mempromosikan kesetaraan gender di sekolah.
Pesepak bola wanita Indonesia Putri Rizky Amalia (kiri) berusaha menghalau pesepak bola wanita Korea Lee Hyunyoung (kanan) dalam penyisihan grup A sepak bola wanita Asian Games 2018 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (21/8/2018). (ANTARA FOTO/INASGOC/Zabur Karuru)
Selain itu, guru, sekolah dan orang tua, mampu mencegah dan merespon kasus-kasus perilaku berisiko yang berdampak pada anak, khususnya anak perempuan dan terlibat dalam mempromosikan kesetaraan gender melalui tim sepak bola anak perempuan di sekolah, serta pemerintah di level kabupaten dan Asosiasi Sepak Bola Nasional.
Sementara itu Ketua Komite Sepakbola Perempuan (PSSI) Pusat Papat Yunisal mengatakan turnamen itu merupakan wujud dukungan PSSI terhadap proyek sepak bola anak-anak putri yang digagas oleh Plan Indonesia bersama mitra implementasi yaitu Rumah Solusi Beta Indonesia (RSBI).
Ia menambahkan bahwa turnamen sepakbola perempuan di tingkat provinsi itu, akan menjadi salah satu proyek percontohan pembinaan sepakbola putri yang terintegrasi dengan kampanye pencegahan perilaku beresiko dan kesetaraan gender di sekolah dan komunitas.
Turnamen sepak bola anak perempuan tingkat provinsi NTT ini bertujuan memajukan sepak bola wanita di NTT, mengembangkan keinginan dan talenta anak perempuan dalam bidang sepakbola, mencari dan mencetak pemain sepakbola putri yang dapat berprestasi di tingkat nasional serta mengampanyekan pencegahan perilaku beresiko dan kesetaraan gender di sekolah, komunitas, dan pemerintah.
Direktur Penggalangan Dana Plan Internasional Indonesia Linda Sukandar kepada wartawan di Kupang, Senin (10/6) mengatakan bahwa turnamen sepak bola itu merupakan upaya inovatif Plan International Indonesia dalam mengampanyekan pencegahan kekerasan kepada anak termasuk yang berbasis gender melalui olahraga sepak bola.
"Tujuan utamanya untuk memberdayakan anak, khususnya anak perempuan agar mampu mencegah perilaku beresiko dan mempromosikan kesetaraan gender di sekolah melalui sepak bola anak perempuan, serta melalui kemitraan yang kuat dengan pihak sekolah, orangtua, dan berbagai pemangku kepentingan," katanya.
Turnamen memperebutkan piala Kartini itu diikuti oleh 18 tim dari dua kabupaten di Pulau Timor yakni sembilan tim dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan sembilan tim dari Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Plan Internasional Indonesia sudah tiga tahun membuat proyek tersebut, dan untuk turnamen itu sendiri sudah dilakukan untuk kedua kalinya. "Untuk ke depannya kami akan menggandeng sejumlah kabupaten lain di NTT sepertu di daratan Pulau Flores dan Sumba untuk ikut serta di dalamnya," ujarnya.
Ia menambahkan melalui project itu, diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah perilaku berisiko dan mempromosikan kesetaraan gender di sekolah.
Sementara itu Ketua Komite Sepakbola Perempuan (PSSI) Pusat Papat Yunisal mengatakan turnamen itu merupakan wujud dukungan PSSI terhadap proyek sepak bola anak-anak putri yang digagas oleh Plan Indonesia bersama mitra implementasi yaitu Rumah Solusi Beta Indonesia (RSBI).
Ia menambahkan bahwa turnamen sepakbola perempuan di tingkat provinsi itu, akan menjadi salah satu proyek percontohan pembinaan sepakbola putri yang terintegrasi dengan kampanye pencegahan perilaku beresiko dan kesetaraan gender di sekolah dan komunitas.
Turnamen sepak bola anak perempuan tingkat provinsi NTT ini bertujuan memajukan sepak bola wanita di NTT, mengembangkan keinginan dan talenta anak perempuan dalam bidang sepakbola, mencari dan mencetak pemain sepakbola putri yang dapat berprestasi di tingkat nasional serta mengampanyekan pencegahan perilaku beresiko dan kesetaraan gender di sekolah, komunitas, dan pemerintah.