Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan operator pelayaran dan nelayan untuk mewasdapai gelombang setinggi empat meter di wilayah perairan selatan Pulau Sumba dan Samudera Hindia selatan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Untuk tiga hari ke depan, tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Pulau Sumba dan Samudera Hindia selatan NTT dapat mencapai 3,5 hingga empat meter," kata Kepala BMKG Stasiun El Tari Kupang Bambang Setiajid kepada Antara di Kupang, Senin (10/6).
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan angin kencang dan dampaknya terhadap perkembangan cuaca di wilayah perairan laut NTT. Ia mengatakan potensi gelombang setinggi dua meter juga akan terjadi di Selat Ombai dan Selat Wetar.
Gelombang setinggi 2,5 meter berpotensi terjadi di perairan laut selatan Kupang, Pulau Rote dan Laut Timor selatan Nusa Tenggara Timur (NTT). Dan, gelombang setinggi tiga meter berpotensi terjadi di Selat Sape dan Laut Sawu.
Mengenai arah angin, dia mengatakan, umumnya bertiup dari Timur Laut-Tenggara dan Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan 2-6 skala beaufort atau mengukur kecepatan angin dengan menggambarkan pengaruhnya pada kecepatan kapal dan gelombang air laut.
Baca juga: Gelombang laut belum mengganggu pelayaran antarpulau di NTT
Baca juga: Gelombang tinggi akibat perbedaan tekanan udara Australia-NTT
"Untuk tiga hari ke depan, tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Pulau Sumba dan Samudera Hindia selatan NTT dapat mencapai 3,5 hingga empat meter," kata Kepala BMKG Stasiun El Tari Kupang Bambang Setiajid kepada Antara di Kupang, Senin (10/6).
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan angin kencang dan dampaknya terhadap perkembangan cuaca di wilayah perairan laut NTT. Ia mengatakan potensi gelombang setinggi dua meter juga akan terjadi di Selat Ombai dan Selat Wetar.
Gelombang setinggi 2,5 meter berpotensi terjadi di perairan laut selatan Kupang, Pulau Rote dan Laut Timor selatan Nusa Tenggara Timur (NTT). Dan, gelombang setinggi tiga meter berpotensi terjadi di Selat Sape dan Laut Sawu.
Mengenai arah angin, dia mengatakan, umumnya bertiup dari Timur Laut-Tenggara dan Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan 2-6 skala beaufort atau mengukur kecepatan angin dengan menggambarkan pengaruhnya pada kecepatan kapal dan gelombang air laut.
Baca juga: Gelombang laut belum mengganggu pelayaran antarpulau di NTT
Baca juga: Gelombang tinggi akibat perbedaan tekanan udara Australia-NTT