Kupang (ANTARA) - Politeknik Pertanian (Politani) Negeri Kupang menyatakan akan mengembangkan pabrik pakan ternak yang lebih besar guna mendukung program pemerintah Nusa Tenggara Timur di sektor peternakan.

"Kami sebenarnya sudah punya pabrik pakan ternak sendiri. Tetapi yang ada masih terbatas untuk kepentingan pendidikan kampus. Oleh karena itu, kami siap berkolaborasi dengan Pemprov NTT untuk membangun pabrik yang lebih besar," kata Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan Politani Negeri Kupang Johanis Jeremias di Kupang, Rabu (3/7), seusai beraudiensi dengan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi soal rencana kolaborasi tersebut.

Ia menjelaskan keberadaan pabrik pakan ternak di NTT memang sangat penting. Hal ini karena bisa menjadi penyeimbang pakan dari luar daerah terutama dalam soal penentuan harga sehingga lebih terjangkau dan menguntungkan masyarakat.

Ia menjelaskan pihaknya memang sudah beniat menjadikannya sebagai salah satu unit pengembangan bisnis serta memiliki merek dagang sendiri. Tapi hal ini belum bisa terwujud karena Politani belum berbentuk Badan Layanan Umum (BLU).

Jeremias menambahkan pabrik yang dimiliki saat ini dapat menjadi semacam piloct project bagi rencana pemerintah daerah dalam membangun pabrik pakan ternak. "Kami juga sudah lama menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan beberapa universitas ternama di Eropa dan Australia," ujar dia.

Baca juga: Pabrik pakan ternak dari Politeknik Pertanian Kupang

Beberapa universitas itu seperti Universitas Vanhall Laranstein, Belanda khusus konservasi air untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian kemudian Melbourne Polytechnic untuk Pelatihan Vokasi. Juga dengan Adelaide University untuk pengembangan tanaman kelor.

Jeremias mengatakan pihaknya dapat memfasilitasi pemerintah daerah untuk bekerja sama dengan universitas-universitas tersebut. Khusus untuk Melbourne Polytechnic, mereka punya komitmen untuk membiayai pelatihan vokasi serta memberikan pendampingan dan pembiayaan bagi para peserta untuk membuka usaha pascapelatihan.

“Jumlah peserta untuk setiap angkatan adalah 10 sampai dengan 15 orang. Sementara Universitas Vanhall akan mengutus tim untuk membawakan materi dalam seminar Konservasi Air pada tangga 8 Juli ini. Tim dari Belanda ini rencananya juga akan beraudiensi dengan gubernur dan wakil gubernur NTT untuk perkenalkan teknologi panen, tangkap dan simpan air,” demikian Johanis Jeremias.

Baca juga: NTT perlu perbaiki hijauan pakan ternak
Baca juga: Pengamat: Alam NTT mampu sediakan pakan ternak

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024