Kupang (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur menghadirkan Program Jebol Gawang melalui Unit Layanan Pelanggan (ULP) SoE, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), untuk mempercepat layanan kelistrikan di salah satu kabupaten di daratan Pulau Timor tersebut.
"Program Jebol Gawang merupakan program pemasaran PLN ULP SoE atau program jemput bola ke rumah-rumah warga di desa-desa sebagai calon pelanggan yang belum menikmati listrik," kata Manager ULP SoE Hendra Aditia, di Kupang, Sabtu (16/11).
Dia menjelaskan, program ini dihadirkan untuk memudahkan masyarakat di wilayah pelosok dalam mendapatkan layanan pemasangan baru listrik dengan harga yang murah dan pelayanan yang cepat.
Dalam program tersebut, lanjut dia, semua unsur terkait bergandengan untuk melakukan penyambungan listrik di rumah-rumah warga secara cepat dan selesai dalam satu hari.
"Ada bagian LIT, instalator, dan tim penyambungan MCB On terlibat langsung di lapangan untuk lakukan penyambungan listrik," katanya.
Baca juga: Dua unit PLN di NTT raih sertifikat ISO mutu-lingkungan
Baca juga: Mungkinkah 30.000 rumah di NTT tersambung listrik setiap bulan?
Menurut Hendra, program Jebol Gawang merupakan upaya terobosan untuk kemudahan penyambungan listrik kepada masyarakat salah satunya dengan biaya penyambungan yang murah atau paket hemat.
Dia menjelaskan, dalam program ini harga instalasi listrik dipatok dengan biaya Rp 500.000 untuk 1 titik lampu dan 1 stop kontak (sudah termasuk SLO) serta biaya Rp 750.000 untuk 2 titik lampu dan 1 stop kontak.
Kemudahan ini, lanjutnya, seperti yang sudah ditawarkan kepada sekitar 20 pelanggan di Desa Tofen, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan yang selama ini belum menikmati listrik.
Hendra menambahkan, khusus untuk penyambungan listrik pada daerah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar) di wilayah itu mendapatkan potongan harga hingga 50 persen untuk daya 450 volt ampere (VA) dan 900 VA.
"Beberbagai kemudahan ini sengaja kami hadirkan agar listrik segera dinikmati masyarakat hingga berbagai pelosok selain juga untuk mengejar rasio elektrifikasi listrik," katanya.
Baca juga: PLN NTT kejar rasio elektrifikasi 90 persen pada akhir 2019
Baca juga: Rasio elektrifikasi di NTT sudah mencapai 82,97 persen
"Program Jebol Gawang merupakan program pemasaran PLN ULP SoE atau program jemput bola ke rumah-rumah warga di desa-desa sebagai calon pelanggan yang belum menikmati listrik," kata Manager ULP SoE Hendra Aditia, di Kupang, Sabtu (16/11).
Dia menjelaskan, program ini dihadirkan untuk memudahkan masyarakat di wilayah pelosok dalam mendapatkan layanan pemasangan baru listrik dengan harga yang murah dan pelayanan yang cepat.
Dalam program tersebut, lanjut dia, semua unsur terkait bergandengan untuk melakukan penyambungan listrik di rumah-rumah warga secara cepat dan selesai dalam satu hari.
"Ada bagian LIT, instalator, dan tim penyambungan MCB On terlibat langsung di lapangan untuk lakukan penyambungan listrik," katanya.
Baca juga: Dua unit PLN di NTT raih sertifikat ISO mutu-lingkungan
Baca juga: Mungkinkah 30.000 rumah di NTT tersambung listrik setiap bulan?
Menurut Hendra, program Jebol Gawang merupakan upaya terobosan untuk kemudahan penyambungan listrik kepada masyarakat salah satunya dengan biaya penyambungan yang murah atau paket hemat.
Dia menjelaskan, dalam program ini harga instalasi listrik dipatok dengan biaya Rp 500.000 untuk 1 titik lampu dan 1 stop kontak (sudah termasuk SLO) serta biaya Rp 750.000 untuk 2 titik lampu dan 1 stop kontak.
Kemudahan ini, lanjutnya, seperti yang sudah ditawarkan kepada sekitar 20 pelanggan di Desa Tofen, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan yang selama ini belum menikmati listrik.
Hendra menambahkan, khusus untuk penyambungan listrik pada daerah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar) di wilayah itu mendapatkan potongan harga hingga 50 persen untuk daya 450 volt ampere (VA) dan 900 VA.
"Beberbagai kemudahan ini sengaja kami hadirkan agar listrik segera dinikmati masyarakat hingga berbagai pelosok selain juga untuk mengejar rasio elektrifikasi listrik," katanya.
Baca juga: PLN NTT kejar rasio elektrifikasi 90 persen pada akhir 2019
Baca juga: Rasio elektrifikasi di NTT sudah mencapai 82,97 persen