Kupang (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur menggandeng PT Indonesia Power untuk mengelola pembangkit listrik yang bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
"Untuk pengelolaan pembangkit EBT di NTT kami menggandeng Indonesia Power khususnya untuk operasi dan perawatan pembangkit-pembangkit kita di daerah ini," kata General Manager PT PLN (Persero) UIW NTT, Ignatius Rendroyoko, di Kupang, Kamis (21/11).
Dia mengatakan, upaya menggandeng PT Indonesia Power ini dilakukan karena perusahaan yang menjadi bagian dari PLN Group ini merupakan pengelola pembangkit listrik terbesar di Indonesia.
Menurut dia, Indonesia Power memiliki keahlian dan pengalaman serta sumber daya manusia yang andal di bidang pembangkit listrik baik yang berbahan bakar fosil maupun EBT.
Baca juga: Ribuan KK di perbatasan RI-Timor Leste dapat sambungan listrik gratis
Baca juga: 658 KK di NTT dapat sambungan listrik gratis dari pegawai PLN
Berdasarkan data yang diterima, lanjut dia, Indonesia Power sudah berhasil mengelola pembangkit listrik EBT di Indonesia mencapai sebesar 1.457 Mega Watt (MW) dan penguatan lini energi terbarukan.
Menurut dia, hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang telah menetapkan porsi pengembangan EBT sebesar 23 persen dalam bauran energi primer pada 2025.
"Karena itu kami gandeng mereka dan ke depan terus digaungkan mengingat di Pulau Flores sudah menjadi ikon dengan potensi panas bumi (geothermal) seperti yang menyebar di Ulumbu dan Mataloko," katanya.
Ignatius menambahkan, dalam kerja sama ini juga dilakukan perencanaan bersama untuk mengoperasikan kembali Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Bondohula di Kabupaten Sumba Barat.
Menurut dia, peralatan PLTBm yang berada di Pulau Sumba itu masih dalam kondisi baik sehingga selanjutnya bisa dikelola pihak Indonesia Power.
"Prinsipnya kami juga mengajak pihak Indonesia Power untuk bersama menekuni dan menciptakan bahan baku biomassa karena NTT masih butuh sumber-sumber pembangkit untuk memperkuat pasokan listrik," katanya.
Baca juga: PLN telah menyambung listrik terhadap 66.346 rumah tangga di NTT
Baca juga: Program Jebol Gawang percepat layanan listrik di TTS
"Untuk pengelolaan pembangkit EBT di NTT kami menggandeng Indonesia Power khususnya untuk operasi dan perawatan pembangkit-pembangkit kita di daerah ini," kata General Manager PT PLN (Persero) UIW NTT, Ignatius Rendroyoko, di Kupang, Kamis (21/11).
Dia mengatakan, upaya menggandeng PT Indonesia Power ini dilakukan karena perusahaan yang menjadi bagian dari PLN Group ini merupakan pengelola pembangkit listrik terbesar di Indonesia.
Menurut dia, Indonesia Power memiliki keahlian dan pengalaman serta sumber daya manusia yang andal di bidang pembangkit listrik baik yang berbahan bakar fosil maupun EBT.
Baca juga: Ribuan KK di perbatasan RI-Timor Leste dapat sambungan listrik gratis
Baca juga: 658 KK di NTT dapat sambungan listrik gratis dari pegawai PLN
Berdasarkan data yang diterima, lanjut dia, Indonesia Power sudah berhasil mengelola pembangkit listrik EBT di Indonesia mencapai sebesar 1.457 Mega Watt (MW) dan penguatan lini energi terbarukan.
Menurut dia, hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang telah menetapkan porsi pengembangan EBT sebesar 23 persen dalam bauran energi primer pada 2025.
"Karena itu kami gandeng mereka dan ke depan terus digaungkan mengingat di Pulau Flores sudah menjadi ikon dengan potensi panas bumi (geothermal) seperti yang menyebar di Ulumbu dan Mataloko," katanya.
Ignatius menambahkan, dalam kerja sama ini juga dilakukan perencanaan bersama untuk mengoperasikan kembali Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Bondohula di Kabupaten Sumba Barat.
Menurut dia, peralatan PLTBm yang berada di Pulau Sumba itu masih dalam kondisi baik sehingga selanjutnya bisa dikelola pihak Indonesia Power.
"Prinsipnya kami juga mengajak pihak Indonesia Power untuk bersama menekuni dan menciptakan bahan baku biomassa karena NTT masih butuh sumber-sumber pembangkit untuk memperkuat pasokan listrik," katanya.
Baca juga: PLN telah menyambung listrik terhadap 66.346 rumah tangga di NTT
Baca juga: Program Jebol Gawang percepat layanan listrik di TTS