Kupang (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur Darwis Sitorus mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi NTT dalam lima tahun terakhir berada dalam posisi stagnan, yakni pada kisaran 5,05 persen-5,20 persen.
"Pertumbuhan ekonomi kita di NTT masih stagnan, belum ada sesuatu yang membuat perekonomian di daerah ini bangkit," katanya di Kupang, Rabu (5/2).
Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi NTT selama periode 2014 hingga 2019 berturut-turut 5,05 persen, 4,92 persen, 5,12, persen, 5,11 persen, 5,13 persen, dan 5,20 persen.
Meski demikian, kata dia, pertumbuhan ekonomi terakhir pada 2019 sebesar 5,20 persen cukup baik atau berada di atas pertumbuhan nasional sebesar 5,02 persen.
Baca juga: Tingkat pengangguran terbuka di NTT bertambah 8,3 ribu orang
Baca juga: Pengangguran NTT bertambah, PDIP: kami cukup terkejut
"Memang secara nasional diperkirakan melambat karena banyak indikasi salah satunya ekspor-impor, namun untuk NTT ternyata masih di atas nasional. Namun memang masih stagnan karena kegiatan ekonomi masih melanjutkan dari sebelumnya," katanya.
Dia menjelaskan, sesuai kondisi pertumbuhan ekonomi terakhir 2019 menunjukkan bahwa pertanian merupakan sektor pendorong utama pertumbuhan ekonomi di provinsi setempat dengan andil sebesar 28 persen.
Selanjutnya sektor administrasi pemerintahan sebesar 13,66 persen, diikuti perdagangan, jasa konstruksi, lainnya dengan andil yang lebih kecil.
Darwis berharap, dengan pembangunan gencar yang sudah dilakukan pemerintah saat ini dapat memberikan efek multiplayer sehingga ke depan meningkatkan perekonomian masyarakat di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
"Tentu masih dibutuhkan banyak inovasi pembangunan untuk bisa meningkatkan perekonomian di daerah ini secara signifikan," katanya.
Baca juga: Perekonomian NTT triwulan III tumbuh 3,87 persen
Baca juga: Perekonomian NTT triwulan II-2019 tumbuh 6,36 persen
"Pertumbuhan ekonomi kita di NTT masih stagnan, belum ada sesuatu yang membuat perekonomian di daerah ini bangkit," katanya di Kupang, Rabu (5/2).
Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi NTT selama periode 2014 hingga 2019 berturut-turut 5,05 persen, 4,92 persen, 5,12, persen, 5,11 persen, 5,13 persen, dan 5,20 persen.
Meski demikian, kata dia, pertumbuhan ekonomi terakhir pada 2019 sebesar 5,20 persen cukup baik atau berada di atas pertumbuhan nasional sebesar 5,02 persen.
Baca juga: Tingkat pengangguran terbuka di NTT bertambah 8,3 ribu orang
Baca juga: Pengangguran NTT bertambah, PDIP: kami cukup terkejut
"Memang secara nasional diperkirakan melambat karena banyak indikasi salah satunya ekspor-impor, namun untuk NTT ternyata masih di atas nasional. Namun memang masih stagnan karena kegiatan ekonomi masih melanjutkan dari sebelumnya," katanya.
Dia menjelaskan, sesuai kondisi pertumbuhan ekonomi terakhir 2019 menunjukkan bahwa pertanian merupakan sektor pendorong utama pertumbuhan ekonomi di provinsi setempat dengan andil sebesar 28 persen.
Selanjutnya sektor administrasi pemerintahan sebesar 13,66 persen, diikuti perdagangan, jasa konstruksi, lainnya dengan andil yang lebih kecil.
Darwis berharap, dengan pembangunan gencar yang sudah dilakukan pemerintah saat ini dapat memberikan efek multiplayer sehingga ke depan meningkatkan perekonomian masyarakat di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
"Tentu masih dibutuhkan banyak inovasi pembangunan untuk bisa meningkatkan perekonomian di daerah ini secara signifikan," katanya.
Baca juga: Perekonomian NTT triwulan III tumbuh 3,87 persen
Baca juga: Perekonomian NTT triwulan II-2019 tumbuh 6,36 persen