Kupang (ANTARA) - Wakil Bupati Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Agustinus Payong Boli meminta para petani di daerah itu, untuk tetap bekerja mengolah lahan pertanian di tengah wabah COVID-19, untuk menjaga ketahanan pangan.
"Petani harus tetap bekerja untuk menjaga ketahanan pangan, supaya makan bergizi, dan daya tahan tubuh terjaga sehingga virus corona (COVID-19) tidak mudah menyerang kita," kata Agustinus Payong Boli ketika menghibungi ANTARA di Kupang Kamis (23/4).
Dia mengemukakan hal itu, ketika melakukan panen raya padi dan jagung milik masyarakat dua desa yakni Desa Wailolong Kecamatan Ile Mandiri dan Desa Bantala Kecamatan Lewolema.
Padi ini ditanam di "kebun perdamaian" dua desa ini sebagai simbol mengakhiri konflik besar dua desa ini selama 38 tahun, katanya.
"Di tengah wabah COVID-19 saat ini, masyarakat petani tidak di larang bekerja di kebun untuk mengolah lahan. Hal yang terpenting adalah menjaga jarak, mengenakan pakai masker dan selalu cuci tangan," katanya.
Menurut Wabup Agustinus, yang perlu diwaspadai adalah pendatang dari zona merah yang terpapar COVID-19, bukan petani yang tidak pernah keluar kampung.
"Jadi harus tetap bekerja untuk jaga ketahanan pangan, supaya makan bergizi, dan daya tahan tubuh terjaga maka virus corona tidak mudah menyerang kita," katanya.
Pada kesempatan itu, Wabup Agus Boli juga memberi bantuan beras dan gula sebagai "Umeng Lamak" secara Lamaholot sebagai simbol "terlibat menolong orang susah" untuk di makan selama panen karena secara adat hasil panen belum bisa dikonsumsi sampai beberapa minggu ke depan.
Baca juga: Flores Timur siapkan Rp6 miliar untuk 2.000 KK terdampak COVID-19
Baca juga: Flores Timur alokasikan belasan miliar tangani COVID-19
"Petani harus tetap bekerja untuk menjaga ketahanan pangan, supaya makan bergizi, dan daya tahan tubuh terjaga sehingga virus corona (COVID-19) tidak mudah menyerang kita," kata Agustinus Payong Boli ketika menghibungi ANTARA di Kupang Kamis (23/4).
Dia mengemukakan hal itu, ketika melakukan panen raya padi dan jagung milik masyarakat dua desa yakni Desa Wailolong Kecamatan Ile Mandiri dan Desa Bantala Kecamatan Lewolema.
Padi ini ditanam di "kebun perdamaian" dua desa ini sebagai simbol mengakhiri konflik besar dua desa ini selama 38 tahun, katanya.
"Di tengah wabah COVID-19 saat ini, masyarakat petani tidak di larang bekerja di kebun untuk mengolah lahan. Hal yang terpenting adalah menjaga jarak, mengenakan pakai masker dan selalu cuci tangan," katanya.
Menurut Wabup Agustinus, yang perlu diwaspadai adalah pendatang dari zona merah yang terpapar COVID-19, bukan petani yang tidak pernah keluar kampung.
"Jadi harus tetap bekerja untuk jaga ketahanan pangan, supaya makan bergizi, dan daya tahan tubuh terjaga maka virus corona tidak mudah menyerang kita," katanya.
Pada kesempatan itu, Wabup Agus Boli juga memberi bantuan beras dan gula sebagai "Umeng Lamak" secara Lamaholot sebagai simbol "terlibat menolong orang susah" untuk di makan selama panen karena secara adat hasil panen belum bisa dikonsumsi sampai beberapa minggu ke depan.
Baca juga: Flores Timur siapkan Rp6 miliar untuk 2.000 KK terdampak COVID-19
Baca juga: Flores Timur alokasikan belasan miliar tangani COVID-19