Kupang, (Antara NTT) - Kepala Dinas Perdagangan Nusa Tenggara Timur Simon Tokan mengatakan, Kabupaten Belu dan Rote Ndao menjadi penyangga ketersediaan komoditas bawang ketika terjadi kelangkaan dan kenaikan harga.
"Selain Temanggung, Simalungun, dan Mojokerto, dua daerah ini menjadi penyuplai komoditas itu ke pasar-pasar yang kesulitan memperoleh bawang antarpulau maupun bawang impor untuk menstabilkan harga, katanya di Kupang, Sabtu, (10/6).
Menurut dia, produksi komoditi bawang dari dua daerah ini kurang maksimal, tetapi paling tidak dapat menjadi penyedia tanggap darurat sebelum bawang impor masuk.
Intervensi pasar ini untuk mengendalikan harga komoditas bawang putih yang naik setelah terjadi kelangkaan bawang selama dua pekan yang mengakibatkan harga naik.
Ia mengatakan harga bawang putih di pasar tradisional Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, hingga Kamis (8/6) turun sebesar Rp10.000 per kilogram (kg) dari harga Rp80.000 per kg menjadi Rp70.000 per kg.
Penurunan harga bawang putih terjadi setelah Bulog Devisi Regional (Divre) NTT menggelontorkan bawang putih ke pasar sejak dua hari terakhir.
"Bawang putih sudah masuk pasar, dan saat ini harganya turun dari Rp80 ribu per kg menjadi Rp70 ribu per kilogram," katanya.
Dia berharap pemerintah kabupaten lain di NTT terus berupaya mengembangkan budi daya bawang merah dan bawang putih agar bisa membantu mengendalikan pasar jika terjadi kelangkaan.