PLN NTT alirkan listrik untuk mendukung produksi bawang di Rote Ndao

id petani bawang, petani ntt, petani rote ndao, produksi bawang ntt,Listrik untuk pertanian, pln ntt, ntt

PLN NTT alirkan listrik untuk mendukung produksi bawang di Rote Ndao

Sejumlah petani mengolah lahan untuk produksi bawang yang didukung dengan pasokan air dari mesin pompa listrik di Kabupaten Rote Ndao, NTT. (ANTARA/HO-Humas PLN UIW NTT)

...Besar harapan kami dengan dukungan pasokan listrik PLN produksi komoditi pertanian dan lainnya semakin meningkat yang berdampak pada tingkat kesejahteraan
Flores Timur, NTT (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur mengalirkan energi listrik untuk mendukung produksi bawang yang dilakukan petani di Kabupaten Rote Ndao.

"Dengan adanya pasokan listrik para petani bawang bisa menggunakan mesin pompa air bertenaga listrik untuk menyiram tanaman bawang," kata General Manager PLN UIW NTT I Gede Sindu Putra dalam keterangan yang yang diterima di Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur, NTT, Jumat, (16/6/2023).

Ia mengatakan penggunaan mesin pompa air bertenaga listrik juga lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar minyak (BBM).

Ia mengatakan.dukungan pasokan listrik ini sebagai bagian dari realisasi Program Electrifying Agriculture guna mendukung produktivitas pertanian di NTT.

Sindu Putra mengatakan PLN terus memberikan dukungan kelistrikan di berbagai sektor ekonomi yang potensial di NTT, selain pertanian, juga perkebunan, peternakan dan perikanan.

Ia menambahkan para petani juga menunjukkan antusiasme yang tinggi menyambut program tersebut sehingga ia berharap manfaatnya dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

"Besar harapan kami dengan dukungan pasokan listrik PLN produksi komoditi pertanian dan lainnya semakin meningkat yang berdampak pada tingkat kesejahteraan," katanya.

Sementara itu, salah saru petani bawang di Desa Lekona, Rote Ndao, Tommy Welkis yang menerima Program Elctrifying Agriculture mengaku mendapatkan manfaat yang besar dari program tersebut terutama menjadikan biaya produksi lebih efisien.

Ia menjelaskan, selama ini, para petani setempat mengalami kendala biaya produksi yang lebih tinggi karena mengoperasikan mesin pompa air menggunakan BBM yang dibeli di tingkat pengecer seharga Rp15.000 per liter.

Dalam sekali kegiatan penyiraman tanaman, kata dia, dibutuhkan 4 liter BBM sehingga menghabiskan biaya sebesar Rp60 ribu. Namun ketika menggunakan pompa listrik maka dibutuhkan daya listrik sebesar 4 kilowatt hours (kwh) sehingga dengan harga 1 kwh sebesar Rp1.644,5 maka total biaya dikeluarkan hanya Rp6.576.

"Jadi biaya produksi bisa berkurang signifikan, dampaknya sangat terasa sehingga kami sangat berterima kasih atas dukungan PLN ini," katanya.

Tommy berharap semakin banyak petani di daerah itu juga bisa merasakan program tersebut dalam mendukung kegiatan produksi pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan.

Baca juga: PLN bantu modal usaha bagi tiga UMKM kelola FABA di Ende

Baca juga: PLN tambah SPKLU dukung ekosistem kendaraan listrik