Kupang (ANTARA) - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menghadirkan sekolah lapang ekowisata desa sebagai upaya menjaga eksistensi pariwisata NTT dalam menghadapi pandemi virus corona jenis baru (COVID-19).
"Sekolah lapang ekowisata desa ini kami hadirkan sebagai media komunikasi dan konsolidasi yang di dalamnya melibatkan pihak asosiasi, desa-desa wisata termasuk juga unsur terkait di tingkat pusat," kata Kepala Disparekraf NTT, Wayan Darmawa, dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin (15/6).
Ia mengatakan, media komunikasi virtual ini sebagai salah satu strategi untuk memperkuat konsolidasi antarpihak terkait pembangunan pariwisata di tengah pandemi COVID-19.
Menurut dia, konsilidasi secara kelembagaan merupakan aspek yang penting di tengah pandemi ini untuk mengetahui kondisi pasar pariwisata melalui asosiasi.
"Jadi melalui media ini kebutuhan pasar wisatawan yang terinformasikan melalui asosiasi seperti ASITA itu ditrasnformasikan ke para pelaku di tingkat destinasi," kata mantan Kepala Bappeda NTT itu.
Wayan Darama mengatakan melalui sekolah lapang ekowisata desa ini juga pihaknya mendorong agar para pelaku di tingkat destinasi tetap menggiatkan buadaya bersih di samping menjalankan protokol kesehatan yang ada untuk pencegahan COVID-19.
"Ini kami dorong dengan membuat suatu komunikasi yang intensif dengan para kepala desa di berbagai destinasi wisata di seluruh NTT," katanya.
Lebih lanjut, Wayan Darmawa mengatakan, di masa pandemi COVID-19 ini, pihaknya juga terus melakukan langka perbaikan informasi dengan menghimpun narasi-narasi di setiap destinasi.
Ia mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sebanyak 14 item publikasi mengenai narasi destinasi wisata yang dipublikasikan secara virual melalui website exotic NTT.
"Upaya ini kami lakukan untuk mencegah jangan sampai informasi tentang kepariwisataan NTT terputus karena pandemi ini," katanya.
Baca juga: 1.378 destinasi wisata di NTT sudah teridentifikasi
Baca juga: Semua destinasi wisata NTT dilengkapi fasilitas pencegahan COVID-19 sambut normal baru
"Sekolah lapang ekowisata desa ini kami hadirkan sebagai media komunikasi dan konsolidasi yang di dalamnya melibatkan pihak asosiasi, desa-desa wisata termasuk juga unsur terkait di tingkat pusat," kata Kepala Disparekraf NTT, Wayan Darmawa, dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin (15/6).
Ia mengatakan, media komunikasi virtual ini sebagai salah satu strategi untuk memperkuat konsolidasi antarpihak terkait pembangunan pariwisata di tengah pandemi COVID-19.
Menurut dia, konsilidasi secara kelembagaan merupakan aspek yang penting di tengah pandemi ini untuk mengetahui kondisi pasar pariwisata melalui asosiasi.
"Jadi melalui media ini kebutuhan pasar wisatawan yang terinformasikan melalui asosiasi seperti ASITA itu ditrasnformasikan ke para pelaku di tingkat destinasi," kata mantan Kepala Bappeda NTT itu.
Wayan Darama mengatakan melalui sekolah lapang ekowisata desa ini juga pihaknya mendorong agar para pelaku di tingkat destinasi tetap menggiatkan buadaya bersih di samping menjalankan protokol kesehatan yang ada untuk pencegahan COVID-19.
"Ini kami dorong dengan membuat suatu komunikasi yang intensif dengan para kepala desa di berbagai destinasi wisata di seluruh NTT," katanya.
Lebih lanjut, Wayan Darmawa mengatakan, di masa pandemi COVID-19 ini, pihaknya juga terus melakukan langka perbaikan informasi dengan menghimpun narasi-narasi di setiap destinasi.
Ia mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sebanyak 14 item publikasi mengenai narasi destinasi wisata yang dipublikasikan secara virual melalui website exotic NTT.
"Upaya ini kami lakukan untuk mencegah jangan sampai informasi tentang kepariwisataan NTT terputus karena pandemi ini," katanya.
Baca juga: 1.378 destinasi wisata di NTT sudah teridentifikasi
Baca juga: Semua destinasi wisata NTT dilengkapi fasilitas pencegahan COVID-19 sambut normal baru