Kupang (ANTARA) - Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora, mengatakan, pemerintahannya tengah berupaya mengoptimalisasikan pemanfaatan lahan sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk kegiatan pertanian dalam menghadapi ancaman krisis pangan di kabupaten bagian paling timur Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.
"Untuk para petani yang berada di sekitar daerah aliran sungai terus kami dorong dan dampingi untuk mengoptimalkan potensi lahan mereka dan sampai sekarang kegiatan produksi pertanian tetap berjalan," katanya ketika dihubungi dari Kupang, Jumat (26/6).
Ia mengatakan aktivitas pertanian di daerah setempat tetap berjalan di tengah pandemi virus Corona jenis baru (COVID-19) ini dan para petani juga tetap mengikuti protokol kesehatan yang ada terutama jaga jarak dan memakai masker saat berinteraksi dengan yang lain.
Baca juga: Sumba Timur pastikan hasil rumput laut warga tetap dipasarkan
Baca juga: Bupati Sumba Timur: Tetap siaga DBD karena kasus masih muncul
Bupati Gidion Mbilijora mengatakan, pada kondisi di tahun sebelumnya memang produktivitas pertanian di daerahnya akibat kekurangan hujan yang menyebabkan gagal tanam.
"Karena itu menghadapi kemarau kali ini kami fokus untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian di sekitar daerah aliran sungai agar tetap berproduksi," katanya.
Pihaknya terus mendorong para petani yang mengelola lahan di sekitar daerah aliran sungai agar terus berproduksi dengan menanam jagung, kacang-kacangan, dan ubi-ubian.
"Dan kami bersyukur di tengah pandemi COVID-19 ini ternyata banyak juga petani kami yang melakukan panen-panen," katanya.
Sementara untuk petani di daerah kering, lanjut dia, pemerintahannya juga menyiapkan langkah antisiasi berupa bantuan terutama kebutuhan pokok manakala mereka tidak bisa menanam akibat kemarau panjang.
Bupati Gidion mengatakan, untuk saat ini banyak petani juga sudah melakukan massa panen dan sebagian juga sedang dalam persiapan panen, sedang petani di daerah irigasi sudah mulai memasuki masa tanam kedua.
Beberapa komoditi pertanian yang menjadi unggulan di daerah itu terus didorong agar berproduksi seperti jagung, kacang, dan umbi-umbian.
Ia mengakui optimistis ketika ancaman krisis pangan semakin nyata maka pasokan pangan lokal bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Untuk komoditi beras sendiri di Sumba Timur hanya diproduksi di beberapa wilayah dan sejauh ini memang kami masih ketergantungan dengan pasokan dari luar seperti Makassar dan lainnya," katanya.
"Untuk para petani yang berada di sekitar daerah aliran sungai terus kami dorong dan dampingi untuk mengoptimalkan potensi lahan mereka dan sampai sekarang kegiatan produksi pertanian tetap berjalan," katanya ketika dihubungi dari Kupang, Jumat (26/6).
Ia mengatakan aktivitas pertanian di daerah setempat tetap berjalan di tengah pandemi virus Corona jenis baru (COVID-19) ini dan para petani juga tetap mengikuti protokol kesehatan yang ada terutama jaga jarak dan memakai masker saat berinteraksi dengan yang lain.
Baca juga: Sumba Timur pastikan hasil rumput laut warga tetap dipasarkan
Baca juga: Bupati Sumba Timur: Tetap siaga DBD karena kasus masih muncul
Bupati Gidion Mbilijora mengatakan, pada kondisi di tahun sebelumnya memang produktivitas pertanian di daerahnya akibat kekurangan hujan yang menyebabkan gagal tanam.
"Karena itu menghadapi kemarau kali ini kami fokus untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian di sekitar daerah aliran sungai agar tetap berproduksi," katanya.
Pihaknya terus mendorong para petani yang mengelola lahan di sekitar daerah aliran sungai agar terus berproduksi dengan menanam jagung, kacang-kacangan, dan ubi-ubian.
"Dan kami bersyukur di tengah pandemi COVID-19 ini ternyata banyak juga petani kami yang melakukan panen-panen," katanya.
Sementara untuk petani di daerah kering, lanjut dia, pemerintahannya juga menyiapkan langkah antisiasi berupa bantuan terutama kebutuhan pokok manakala mereka tidak bisa menanam akibat kemarau panjang.
Bupati Gidion mengatakan, untuk saat ini banyak petani juga sudah melakukan massa panen dan sebagian juga sedang dalam persiapan panen, sedang petani di daerah irigasi sudah mulai memasuki masa tanam kedua.
Beberapa komoditi pertanian yang menjadi unggulan di daerah itu terus didorong agar berproduksi seperti jagung, kacang, dan umbi-umbian.
Ia mengakui optimistis ketika ancaman krisis pangan semakin nyata maka pasokan pangan lokal bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Untuk komoditi beras sendiri di Sumba Timur hanya diproduksi di beberapa wilayah dan sejauh ini memang kami masih ketergantungan dengan pasokan dari luar seperti Makassar dan lainnya," katanya.