Waingapu, NTT (Antara NTT) - Kepala Dinas Pariwisata NTT Marius Ardu Jelamu mengatakan, Festival 1001 Kuda Sandelwood bertujuan mem-branding kembali Sumba sebagai pulau yang kuda poninya sangat terkenal.
"Festival ini merupakan sejarah bagi provinsi ini. Sekaligus mengangkat branding atau merek Pulau Sumba yang terkenal dengan kuda Sandelwoodnya," katanya di Waingapu, Sumba Timur, Selasa.
Ia mengatakan Festival kuda Sandelwood dibuka oleh Gubernur NTT Frans Lebu Raya di Waingapu, Senin (3/7).
Pembukaan festival ditandai dengan berbagai atraksi kuda-kuda yang dihias dan ditungggangia. Kuda-kuda itu menari-nari dan atraksi itu disambut hangat warga masyarakat serta wisatawan.
Marius Ardu menjelaskan, kuda-kuda yang ikut serta dalam parade itu dihias dengan berbagai pernak-pernik dan dibagi menjadi beberapa kelompok. Selain itu, para joki juga mengenakan pakaian adat.
Festival ini lanjutnya akan terus berlanjut, tidak hanya di Sumba Timur, namun juga hingga ke Sumba Barat Daya yang kemudian akan ditutup dengan Festival Tenun ikat yang menurut Marius melibatkan 2017 penenun di Pulau Sumba.
"Festival Kuda Sandelwood dilakukan di empat kabupaten Pulau Sumba. Di Kabupaten Sumba Timur selesai kemarin, Sumba Tengah dimulai, Sumba Barat serta Sumba Barat Daya," tuturnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, keberadaan kuda Sandelwood atau Kuda Sandalwood Pony tersebut dalam beberapa tahun terakhir sempat hilang namanya. Bahkan Sumba yang dikenal sebagai pulau penghasil Kuda itu hilang begitu saja.
Dengan adanya festival tersebut juga, ia mengharapkan agar nama besar Sumba dengan brandingnya kuda Sandelwood ini semakin dikenal oleh masyarakat. Baik secara nasional maupun internasional.
Festival Tenun Ikat akan diikuti oleh 2.017 penenun se-Pulau Sumba.
Panitian telah mengundang Presiden Joko Widodo, dan Ketua Dekranasda Pusat Mufidah Jusuf Kallauntuk hadir dalam penutupan serta festival tersebut.
Masyarakat Sumba sangat mengindam-idamkan agar Presiden Joko Widodo bisa hadir dalam acara penutupan Festival Kuda Sandelwood serta menyaksikan Festival Tenun Ikat, katanya.
Mantan Plt Bupati Manggarai Barat ini juga mengharapkan agar kedua festival besar ini dapat berjalan dengan baik, sehingga potensi pariwisata NTT yang beragam dan unik ini semakin dikenal oleh para wisatawan.
"Festival ini merupakan sejarah bagi provinsi ini. Sekaligus mengangkat branding atau merek Pulau Sumba yang terkenal dengan kuda Sandelwoodnya," katanya di Waingapu, Sumba Timur, Selasa.
Ia mengatakan Festival kuda Sandelwood dibuka oleh Gubernur NTT Frans Lebu Raya di Waingapu, Senin (3/7).
Pembukaan festival ditandai dengan berbagai atraksi kuda-kuda yang dihias dan ditungggangia. Kuda-kuda itu menari-nari dan atraksi itu disambut hangat warga masyarakat serta wisatawan.
Marius Ardu menjelaskan, kuda-kuda yang ikut serta dalam parade itu dihias dengan berbagai pernak-pernik dan dibagi menjadi beberapa kelompok. Selain itu, para joki juga mengenakan pakaian adat.
Festival ini lanjutnya akan terus berlanjut, tidak hanya di Sumba Timur, namun juga hingga ke Sumba Barat Daya yang kemudian akan ditutup dengan Festival Tenun ikat yang menurut Marius melibatkan 2017 penenun di Pulau Sumba.
"Festival Kuda Sandelwood dilakukan di empat kabupaten Pulau Sumba. Di Kabupaten Sumba Timur selesai kemarin, Sumba Tengah dimulai, Sumba Barat serta Sumba Barat Daya," tuturnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, keberadaan kuda Sandelwood atau Kuda Sandalwood Pony tersebut dalam beberapa tahun terakhir sempat hilang namanya. Bahkan Sumba yang dikenal sebagai pulau penghasil Kuda itu hilang begitu saja.
Dengan adanya festival tersebut juga, ia mengharapkan agar nama besar Sumba dengan brandingnya kuda Sandelwood ini semakin dikenal oleh masyarakat. Baik secara nasional maupun internasional.
Festival Tenun Ikat akan diikuti oleh 2.017 penenun se-Pulau Sumba.
Panitian telah mengundang Presiden Joko Widodo, dan Ketua Dekranasda Pusat Mufidah Jusuf Kallauntuk hadir dalam penutupan serta festival tersebut.
Masyarakat Sumba sangat mengindam-idamkan agar Presiden Joko Widodo bisa hadir dalam acara penutupan Festival Kuda Sandelwood serta menyaksikan Festival Tenun Ikat, katanya.
Mantan Plt Bupati Manggarai Barat ini juga mengharapkan agar kedua festival besar ini dapat berjalan dengan baik, sehingga potensi pariwisata NTT yang beragam dan unik ini semakin dikenal oleh para wisatawan.