Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, memperketat pengawasan perdagangan babi dari luar daerah untuk mencegah penularan penyakit african swine fever (ASF) atau demam babi Afrika terhadap ternak babi di daerah setempat.

Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, ketika dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (15/7), mengatakan salah satu upaya yang dilakukan yakni memperketat pengawasan perdagangan babi yang masuk dari wilayah tetangga yaitu Kabupaten Sikka.

Baca juga: Puluhan ribu ternak babi di NTT mati terserang virus ASF

"Hari ini saya berkoordinasi dengan bidang terkait di dinas dan juga Camat Wulanggitan agar ternak babi maupun dalam bentuk makanan olahan jangan masuk Flores Timur lewat perbatasan darat di wilayah Boru," katanya.

Ia mengatakan, upaya pengetatan ini penting dilakukan mengingat virus flu babi Afrika diketahui telah menyerang ternak babi di Kabupaten Sikka.

Ia mengatakan, pihaknya fokus memperketat pengawasan karena saat ini Florers Timur masih aman dari virus flu babi Afrika sehingga harus diantisipasi agar tidak menular ke ternak babi milik warga setempat.

"Prinsipnya jangan sampai virus ini masuk Flores Timur karena ini belum ada vaksi dan obatnya," katanya.

Baca juga: Pusat pembibitan babi di NTT terserang virus ASF

Agustinus Payong Boli juga melarang para petani maupun masyarakat agar jangan membeli babi ataupun makanan olahan berbahan dasar daging babi dari luar daerah.

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024