Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur mendorong para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di daerah ini untuk memasarkan berbagai hasil usaha melalui pemasaran secara daring sehingga tetap beroperasi ditengah pandemi COVID-19.
"Dampak pandemi COVID-19 terhadap UMKM di Kota Kupang sangat terasa. Banyak pelaku usaha yang terdampak sehingga kegiatan usahanya ada yang terhenti akibat sepi pembeli," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kupang, Eben Ndapamerang kepada Antara di Kupang, Rabu, (22/7).
Eben mengatakan hal itu terkait upaya pemerintah Kota Kupang dalam membantu pelaku usaha yang terdampak pandemi COVID-19.
Ia mengatakan, Pemerintah Kota Kupang tidak memiliki anggaran untuk membantu modal bagi pelaku usaha yang terdampak pandemi COVID-19, karena anggaran dipangkas pemerintah pusat untuk kepentingan penanganan COVID-19.
Menurut dia, kegiatan pelatihan keterampilan bagi pelaku usaha juga tidak dapat dilakukan pada 2020 karena ketiadaan anggaran.
Pemerintah menurut dia, hanya mendorong pelaku UMKM untuk mengembangkan usaha melalui pemasaran secara daring, sehingga usahanya tetap melakukan produksi.
"Pemasaran secara daring sangat membantu pelaku usaha dalam mengembangkan bisnis usaha serta tidak mudah langsung terjangkit virus Corona baru atau COVID-19 karena tidak melakukan interaksi langsung dengan konsumen," tegasnya.
Ia berharap, 17.000 UMKM di Kota Kupang tetap menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga kebersihan tempat usaha dalam mencegah penyebaran COVID-19.
"Apabila tempat usaha dijaga kebersihanya maka konsumen pasti merasa nyaman untuk membeli berbagai produk yang dilakukam UMKM," tegasnya.
Dia mengatakan, berbagai hasil produksi UMKM asal Kota Kupang semakin berkualitas baik produksi dan pengemasanya sehingga sangat diminati para konsumen dari luar daerah ini.
"Dampak pandemi COVID-19 terhadap UMKM di Kota Kupang sangat terasa. Banyak pelaku usaha yang terdampak sehingga kegiatan usahanya ada yang terhenti akibat sepi pembeli," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kupang, Eben Ndapamerang kepada Antara di Kupang, Rabu, (22/7).
Eben mengatakan hal itu terkait upaya pemerintah Kota Kupang dalam membantu pelaku usaha yang terdampak pandemi COVID-19.
Ia mengatakan, Pemerintah Kota Kupang tidak memiliki anggaran untuk membantu modal bagi pelaku usaha yang terdampak pandemi COVID-19, karena anggaran dipangkas pemerintah pusat untuk kepentingan penanganan COVID-19.
Menurut dia, kegiatan pelatihan keterampilan bagi pelaku usaha juga tidak dapat dilakukan pada 2020 karena ketiadaan anggaran.
Pemerintah menurut dia, hanya mendorong pelaku UMKM untuk mengembangkan usaha melalui pemasaran secara daring, sehingga usahanya tetap melakukan produksi.
"Pemasaran secara daring sangat membantu pelaku usaha dalam mengembangkan bisnis usaha serta tidak mudah langsung terjangkit virus Corona baru atau COVID-19 karena tidak melakukan interaksi langsung dengan konsumen," tegasnya.
Ia berharap, 17.000 UMKM di Kota Kupang tetap menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga kebersihan tempat usaha dalam mencegah penyebaran COVID-19.
"Apabila tempat usaha dijaga kebersihanya maka konsumen pasti merasa nyaman untuk membeli berbagai produk yang dilakukam UMKM," tegasnya.
Dia mengatakan, berbagai hasil produksi UMKM asal Kota Kupang semakin berkualitas baik produksi dan pengemasanya sehingga sangat diminati para konsumen dari luar daerah ini.