Jakarta (ANTARA) - Vaksin Merah Putih diharapkan siap untuk dipakai masyarakat pada 2022, kata Manajer Senior Integrasi Riset dan Pengembangan PT Bio Farma Neni Nurainy.
"Kita harapkan dapat penggunaan di kita itu sekitar 2022, itu harapan kita bersama untuk vaksin Merah Putih," kata dia dalam diskusi publik dalam jaringan "COVID-19 dan Prospek Vaksin untuk Indonesia", Jakarta, Jumat, (14/8).
Neni menuturkan pengembangan vaksin Merah Putih merupakan upaya untuk kemandirian bangsa dari segi vaksin.
Dalam rangka membangun kapasitas bangsa untuk pengembangan vaksin mulai dari riset awal sampai komersialisasi vaksin, Bio Farma bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman untuk mengembangkan vaksin Merah Putih.
"Kita juga punya strategi di mana kita ingin mandiri dari segi produksi vaksin dari mulai risetnya sampai pada komersialnya, kita kerja sama dengan Eijkman," ujarnya.
Lembaga Eijkman sebagai pemimpin dari konsorsium nasional untuk riset vaksin COVID-19 yang tentunya didukung oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Vaksin Merah Putih dikembangkan berbasis rekombinan sub unit berbasis protein S (Spike) dan protein N dari virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sedang mengembangkan bibit vaksin Merah Putih dan diharapkan pada awal 2021, bibit vaksin itu diterima oleh Bio Farma.
Baca juga: Disaksikan Presiden, uji klinis fase tiga vaksin COVID-19 di Indonesia resmi dimulai
Baca juga: Presiden: Indonesia kembangkan sendiri vaksin Merah Putih
"Kita harapkan di awal 2021 kita sudah dapat serah terima 'seed'-nya (bibit vaksin, red.) dari Eijkman dan kemudian kita lakukan pengembangan lebih lanjut di Biofarma," tutur Neni.
Terhadap bibit vaksin itu, Bio Farma akan melakukan pengembangan lebih lanjut dalam rangka "upscaling", uji pre-klinis, uji klinis fase 1, 2, dan 3.
Jika seluruh pengujian berjalan lancar dan memberikan hasil yang baik, maka diharapkan vaksin Merah Putih sudah dapat digunakan pada 2022.
"Kita harapkan dapat penggunaan di kita itu sekitar 2022, itu harapan kita bersama untuk vaksin Merah Putih," kata dia dalam diskusi publik dalam jaringan "COVID-19 dan Prospek Vaksin untuk Indonesia", Jakarta, Jumat, (14/8).
Neni menuturkan pengembangan vaksin Merah Putih merupakan upaya untuk kemandirian bangsa dari segi vaksin.
Dalam rangka membangun kapasitas bangsa untuk pengembangan vaksin mulai dari riset awal sampai komersialisasi vaksin, Bio Farma bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman untuk mengembangkan vaksin Merah Putih.
"Kita juga punya strategi di mana kita ingin mandiri dari segi produksi vaksin dari mulai risetnya sampai pada komersialnya, kita kerja sama dengan Eijkman," ujarnya.
Lembaga Eijkman sebagai pemimpin dari konsorsium nasional untuk riset vaksin COVID-19 yang tentunya didukung oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Vaksin Merah Putih dikembangkan berbasis rekombinan sub unit berbasis protein S (Spike) dan protein N dari virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sedang mengembangkan bibit vaksin Merah Putih dan diharapkan pada awal 2021, bibit vaksin itu diterima oleh Bio Farma.
Baca juga: Disaksikan Presiden, uji klinis fase tiga vaksin COVID-19 di Indonesia resmi dimulai
Baca juga: Presiden: Indonesia kembangkan sendiri vaksin Merah Putih
"Kita harapkan di awal 2021 kita sudah dapat serah terima 'seed'-nya (bibit vaksin, red.) dari Eijkman dan kemudian kita lakukan pengembangan lebih lanjut di Biofarma," tutur Neni.
Terhadap bibit vaksin itu, Bio Farma akan melakukan pengembangan lebih lanjut dalam rangka "upscaling", uji pre-klinis, uji klinis fase 1, 2, dan 3.
Jika seluruh pengujian berjalan lancar dan memberikan hasil yang baik, maka diharapkan vaksin Merah Putih sudah dapat digunakan pada 2022.