Kupang (Antara NTT) - Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nusa Tenggara Timur dr Husein Pancartius mengatakan saat ini tercatat sebanyak 5.000 warga di provinsi berbasis kepulauan ini terinfeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS).
"Data yang kami peroleh hingga Agustus 2017 menunjukkan bahwa jumlah pengidap HIV/AIDS di NTT telah mencapai 5.000 orang," kata dr Husein Pancartius kepada wartawan di Kupang, Kamis.
Ia mengatakan, jumlah orang yang terinfeksi virus mematikan itu terus meningkat dari sebelumnya pada Februari 2016 tercatat sekitar 3.700 orang, menyebar hingga ke berbagai pelosok provinsi bebasiskan kepulauan itu.
"Menyebar itu dalam arti semua daerah ada sampai ke pelosok-pelosok, kemudian semua kelompok usia ada dan juga berbagai kelompok profesi," katanya.
Menurutnya, penularan HIV/AIDS di provinsi itu sebagian besar melalui hubungan intim dan sebagian kecilnya penularan dari ibu ke anak.
Jumlah terinfeksi itu, katanya, yang tercatat dari Dinas Kesehatan NTT, sedangkan yang tidak terdata menurutnya masih sangat banyak bahkan lebih banyak dari yang sudah ada.
"Jumlah yang tidak terperiksa jauh di atas itu sehingga seperti fenomena gunung es yang terus mencemaskan masyarakat di daerah ini," katanya.
"Persoalannya masih banyak sekali masyarakat kami yang enggan atau takut datang mengecek penyakit HIV/AIDS melalui layanan yang disediakan di rumah sakit yang ada," kata Mantan Kepala Dinas Sosial NTT itu.
KPA NTT, lanjutnya, dalam programnya terus melakukan upaya pencegahan dan penanggulan HIV/AIDS baik melalui iklan-iklan maupun penyuluhan atau edukasi langsung kepada masyarakat.
Untuk itu, ia juga terus meminta masyarakat setempat agar berani mengecek HIV/AIDS melalui layanan pemeriksaan langsung maupun mengikuti proses konseling.
"Bahkan saya tantang agar masyarakat berani datang mengecek, kami siap memfasilitasinya dan pemeriksaan juga dilayani secara gratis," katanya.
Menurutnya, sangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan sehingga ketika diketahui positif terinfeski HIV/AIDS maka akan diberikan pil atau obat agar tidak menular ke orang lain.
"Silahkan datang dan lakukan pemeriksaan demi kebaikan diri kita sendiri, keluarga, anak-anak, dan orang-orang di sekitar kita," katanya mengajak.
"Data yang kami peroleh hingga Agustus 2017 menunjukkan bahwa jumlah pengidap HIV/AIDS di NTT telah mencapai 5.000 orang," kata dr Husein Pancartius kepada wartawan di Kupang, Kamis.
Ia mengatakan, jumlah orang yang terinfeksi virus mematikan itu terus meningkat dari sebelumnya pada Februari 2016 tercatat sekitar 3.700 orang, menyebar hingga ke berbagai pelosok provinsi bebasiskan kepulauan itu.
"Menyebar itu dalam arti semua daerah ada sampai ke pelosok-pelosok, kemudian semua kelompok usia ada dan juga berbagai kelompok profesi," katanya.
Menurutnya, penularan HIV/AIDS di provinsi itu sebagian besar melalui hubungan intim dan sebagian kecilnya penularan dari ibu ke anak.
Jumlah terinfeksi itu, katanya, yang tercatat dari Dinas Kesehatan NTT, sedangkan yang tidak terdata menurutnya masih sangat banyak bahkan lebih banyak dari yang sudah ada.
"Jumlah yang tidak terperiksa jauh di atas itu sehingga seperti fenomena gunung es yang terus mencemaskan masyarakat di daerah ini," katanya.
"Persoalannya masih banyak sekali masyarakat kami yang enggan atau takut datang mengecek penyakit HIV/AIDS melalui layanan yang disediakan di rumah sakit yang ada," kata Mantan Kepala Dinas Sosial NTT itu.
KPA NTT, lanjutnya, dalam programnya terus melakukan upaya pencegahan dan penanggulan HIV/AIDS baik melalui iklan-iklan maupun penyuluhan atau edukasi langsung kepada masyarakat.
Untuk itu, ia juga terus meminta masyarakat setempat agar berani mengecek HIV/AIDS melalui layanan pemeriksaan langsung maupun mengikuti proses konseling.
"Bahkan saya tantang agar masyarakat berani datang mengecek, kami siap memfasilitasinya dan pemeriksaan juga dilayani secara gratis," katanya.
Menurutnya, sangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan sehingga ketika diketahui positif terinfeski HIV/AIDS maka akan diberikan pil atau obat agar tidak menular ke orang lain.
"Silahkan datang dan lakukan pemeriksaan demi kebaikan diri kita sendiri, keluarga, anak-anak, dan orang-orang di sekitar kita," katanya mengajak.