Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Nusa Tenggara Timur Nasir Abdullah mengatakan pemerintah provinsi berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan konsumsi produk-produk lokal dalam upaya mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
"Gubernur (Viktor Bungtilu Laiskodat) juga berkomitmen kuat dalam gerakan seperti ini sehingga pada berbagai acara terus mengingatkan semua elemen agar bangga memakai produk lokal yang kualitasnya tidak kalah bersaing dengan produk luar," katanya ketika dihubungi di Kupang, Jumat (4/3).
Abdullah mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan seputar upaya pemerintah NTT dalam mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
Ia mengatakan di lingkungan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota di NTT, gerakan mengkonsumsi produk lokal ini juga tunjukkan dengan penggunaan pakaian adat daerah.
Pemerintah provinsi bahkan mewajibkan semua pegawai mengenakan busana adat berbahan tenun ikat sebanyak tiga kali dalam seminggu yakni pada Selasa, Kamis, dan Jumat.
"Upaya seperti ini tentu untuk menghidupkan usaha produksi kain tenun yang dikerjakan masyarakat," katanya.
Baca juga: BI libatkan seluruh UMKM dalam Gernas BBI di Labuan Bajo
Baca juga: BI targetkan ratusan UMKM NTT ikut festival Exotic Tenun 2021
Selain itu, kata dia, dalam berbagai kegiatan pemerintah daerah, jenis konsumsi yang disuguhkan juga berupa makanan lokal yang dipasok para petani setempat.
"Makanya ketika kegiatan itu bisa dilihat selalu ada sajian jagung, kacang, ubi, kelor, pisang, kopi, dan sebagainya. Bahkan dalam beberapa kesempatan kegiatan seperti di hotel, bapak gubernur langsung menegur kalau tidak ada suguhan makanan lokal," katanya.
Abdullah menambahkan pemerintah provinsi berkomitmen untuk terus memanfaatkan semua potensi lokal yang dimiliki untuk meningkatkan geliat usaha ekonomi masyarakat.
"Oleh karena itu upaya ini terus kita dorong. Sekarang perubahan juga mulai tampak, banyak orang sudah mulai percaya diri menggunakan produk lokal dalam berbagai acara," katanya.
"Gubernur (Viktor Bungtilu Laiskodat) juga berkomitmen kuat dalam gerakan seperti ini sehingga pada berbagai acara terus mengingatkan semua elemen agar bangga memakai produk lokal yang kualitasnya tidak kalah bersaing dengan produk luar," katanya ketika dihubungi di Kupang, Jumat (4/3).
Abdullah mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan seputar upaya pemerintah NTT dalam mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
Ia mengatakan di lingkungan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota di NTT, gerakan mengkonsumsi produk lokal ini juga tunjukkan dengan penggunaan pakaian adat daerah.
Pemerintah provinsi bahkan mewajibkan semua pegawai mengenakan busana adat berbahan tenun ikat sebanyak tiga kali dalam seminggu yakni pada Selasa, Kamis, dan Jumat.
"Upaya seperti ini tentu untuk menghidupkan usaha produksi kain tenun yang dikerjakan masyarakat," katanya.
Baca juga: BI libatkan seluruh UMKM dalam Gernas BBI di Labuan Bajo
Baca juga: BI targetkan ratusan UMKM NTT ikut festival Exotic Tenun 2021
Selain itu, kata dia, dalam berbagai kegiatan pemerintah daerah, jenis konsumsi yang disuguhkan juga berupa makanan lokal yang dipasok para petani setempat.
"Makanya ketika kegiatan itu bisa dilihat selalu ada sajian jagung, kacang, ubi, kelor, pisang, kopi, dan sebagainya. Bahkan dalam beberapa kesempatan kegiatan seperti di hotel, bapak gubernur langsung menegur kalau tidak ada suguhan makanan lokal," katanya.
Abdullah menambahkan pemerintah provinsi berkomitmen untuk terus memanfaatkan semua potensi lokal yang dimiliki untuk meningkatkan geliat usaha ekonomi masyarakat.
"Oleh karena itu upaya ini terus kita dorong. Sekarang perubahan juga mulai tampak, banyak orang sudah mulai percaya diri menggunakan produk lokal dalam berbagai acara," katanya.