Kupang (ANTARA) - Petugas SAR sudah menemukan 17 jenazah korban banjir bandang di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.
"Ada 17 orang korban banjir bandang di Kabupaten Alor yang sudah ditemukan tim SAR gabungan dalam operasi pencarian dan evakuasi korban banjir bandang di Alor selama operasi hingga hari ketiga," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere I Putu Sudayana ketika dihubungi dari Kupang, Rabu, (7/4)..
Menurut dia, tim SAR gabungan yang meliputi personel Kantor Pencarian dan Pertolongan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI, dan Polri bersama warga sejak Senin (5/4) mencari korban bencana banjir dan tanah longsor yang pada Minggu (4/4) melanda sebagian wilayah Kabupaten Alor.
Tim SAR gabungan, menurut dia, masih melakukan operasi pencarian untuk menemukan 24 orang yang dilaporkan hilang setelah bencana alam melanda daerah itu.
Siklon Tropis Seroja pada 4 April 2021 menyebabkan angin kencang, tanah longsor, dan banjir bandang di wilayah Nusa Tenggara Timur, yakni Kota Kupang serta Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Alor, Sumba Timur, Sabu Raijua, Rote Ndao, Timor Tengah Selatan, dan Ende.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Selasa (6/4) pukul 21.00 WITA jumlah korban jiwa akibat bencana alam di Nusa Tenggara Timur tercatat 117 orang dengan perincian 60 orang di Kabupaten Flores Timur, 21 orang di Kabupaten Alor, tiga orang di Kabupaten Malaka, masing-masing satu orang di Kota dan Kabupaten Kupang, 28 orang di Kabupaten Lembata, dua orang di Kabupaten Sabu Raijua, dan satu orang di Ende.
Menurut BNPB, masih ada 76 orang yang dilaporkan hilang akibat bencana alam di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Selain merenggut puluhan korban jiwa, bencana alam yang melanda Nusa Tenggara Timur juga menyebabkan kerusakan permukiman warga dan fasilitas umum.
Baca juga: 5.000 rumah warga di Sumba Timur rusak diterjang badai Seroja
Baca juga: BMKG sebut posisi siklon tropis Seroja berada di Pulau Timor
"Ada 17 orang korban banjir bandang di Kabupaten Alor yang sudah ditemukan tim SAR gabungan dalam operasi pencarian dan evakuasi korban banjir bandang di Alor selama operasi hingga hari ketiga," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere I Putu Sudayana ketika dihubungi dari Kupang, Rabu, (7/4)..
Menurut dia, tim SAR gabungan yang meliputi personel Kantor Pencarian dan Pertolongan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI, dan Polri bersama warga sejak Senin (5/4) mencari korban bencana banjir dan tanah longsor yang pada Minggu (4/4) melanda sebagian wilayah Kabupaten Alor.
Tim SAR gabungan, menurut dia, masih melakukan operasi pencarian untuk menemukan 24 orang yang dilaporkan hilang setelah bencana alam melanda daerah itu.
Siklon Tropis Seroja pada 4 April 2021 menyebabkan angin kencang, tanah longsor, dan banjir bandang di wilayah Nusa Tenggara Timur, yakni Kota Kupang serta Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Alor, Sumba Timur, Sabu Raijua, Rote Ndao, Timor Tengah Selatan, dan Ende.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Selasa (6/4) pukul 21.00 WITA jumlah korban jiwa akibat bencana alam di Nusa Tenggara Timur tercatat 117 orang dengan perincian 60 orang di Kabupaten Flores Timur, 21 orang di Kabupaten Alor, tiga orang di Kabupaten Malaka, masing-masing satu orang di Kota dan Kabupaten Kupang, 28 orang di Kabupaten Lembata, dua orang di Kabupaten Sabu Raijua, dan satu orang di Ende.
Menurut BNPB, masih ada 76 orang yang dilaporkan hilang akibat bencana alam di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Selain merenggut puluhan korban jiwa, bencana alam yang melanda Nusa Tenggara Timur juga menyebabkan kerusakan permukiman warga dan fasilitas umum.
Baca juga: 5.000 rumah warga di Sumba Timur rusak diterjang badai Seroja
Baca juga: BMKG sebut posisi siklon tropis Seroja berada di Pulau Timor