Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin, (14/6) sore ditutup melemah jelang rilis data neraca perdagangan Mei 2021.
Rupiah ditutup melemah 14 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.203 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.189 per dolar AS.
Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya di Jakarta, Senin, mengatakan, sepanjang pekan ini memang pasar akan menunggu pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal atau FOMC Amerika Serikat (AS) pada 15 - 16 Juni 2021.
"Namun pelemahan hari ini kemungkinan lebih bersifat teknikal, setelah mengalami penguatan signifikan pekan lalu, dimana pada hari Jumat ditutup di bawah Rp14.200 untuk pertama kalinya selama hampir sebulan terakhir," ujar Rully.
Selain itu, lanjut Rully, pelaku pasar juga akan mengamati publikasi data neraca perdagangan Indonesia untuk Mei 2021 pada Selasa (15/6) besok.
"Kami masih melihat akan adanya surplus yang besar pada bulan Mei 2021 lalu," kata Rully.
Pada April 2021 Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan Indonesia surplus 2,19 miliar dolar AS, yang menjadikan surplus beruntun selama 12 bulan sejak Mei 2020.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 90,474, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 90,555.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,464 persen, naik tipis dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,462 persen.
Rupiah pada Senin pagi dibuka melemah ke posisi Rp14.200 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.200 per dolar AS hingga Rp14.227 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi Rp14.222 dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.206 per dolar AS.
Baca juga: Nilai Rupiah terkoreksi pascarilis data cadangan devisa Mei
Baca juga: IHSG diprediksi menguat terbatas
Rupiah ditutup melemah 14 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.203 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.189 per dolar AS.
Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya di Jakarta, Senin, mengatakan, sepanjang pekan ini memang pasar akan menunggu pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal atau FOMC Amerika Serikat (AS) pada 15 - 16 Juni 2021.
"Namun pelemahan hari ini kemungkinan lebih bersifat teknikal, setelah mengalami penguatan signifikan pekan lalu, dimana pada hari Jumat ditutup di bawah Rp14.200 untuk pertama kalinya selama hampir sebulan terakhir," ujar Rully.
Selain itu, lanjut Rully, pelaku pasar juga akan mengamati publikasi data neraca perdagangan Indonesia untuk Mei 2021 pada Selasa (15/6) besok.
"Kami masih melihat akan adanya surplus yang besar pada bulan Mei 2021 lalu," kata Rully.
Pada April 2021 Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan Indonesia surplus 2,19 miliar dolar AS, yang menjadikan surplus beruntun selama 12 bulan sejak Mei 2020.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 90,474, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 90,555.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,464 persen, naik tipis dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,462 persen.
Rupiah pada Senin pagi dibuka melemah ke posisi Rp14.200 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.200 per dolar AS hingga Rp14.227 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi Rp14.222 dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.206 per dolar AS.
Baca juga: Nilai Rupiah terkoreksi pascarilis data cadangan devisa Mei
Baca juga: IHSG diprediksi menguat terbatas