Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ditutup melemah tipis dibayangi kekhawatiran kasus COVID-19 yang terus berlanjut.
Rupiah ditutup melemah 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.528 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.525 per dolar AS.
"Indeks dolar menguat seiring kekhawatiran berkembangnya varian delta yang menyebar cepat dari dapat menghambat kebangkitan ekonomi global yang sudah menunjukkan kelemahan," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat, (9/7).
Dari dalam negeri, pelaku pasar terus memantau dampak dari penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat terhadap jumlah kasus baru COVID-19.
Pada Kamis (8/7) kemarin, jumlah kasus baru COVID-19 di Tanah Air mencapai 38.391 kasus, rekor baru selama pandemi dan tertinggi kedua di dunia, sehingga total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menjadi 2.417.788 kasus.
Sementara itu, pasar juga berekspektasi bank sentral Amerika Serikat The Fed mungkin akan mengumumkan strategi pemangkasan pembelian asetnya pada Agustus 2021 mendatang.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 92,466, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 92,417.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,344 persen, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,288 persen.
Baca juga: Rupiah menguat dibayangi tingginya kasus COVID-19
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.535 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.528 per dolar AS hingga Rp14.550 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah awal pekan menguat
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat stagnan di posisi Rp14.548 per dolar AS.
Rupiah ditutup melemah 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.528 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.525 per dolar AS.
"Indeks dolar menguat seiring kekhawatiran berkembangnya varian delta yang menyebar cepat dari dapat menghambat kebangkitan ekonomi global yang sudah menunjukkan kelemahan," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat, (9/7).
Dari dalam negeri, pelaku pasar terus memantau dampak dari penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat terhadap jumlah kasus baru COVID-19.
Pada Kamis (8/7) kemarin, jumlah kasus baru COVID-19 di Tanah Air mencapai 38.391 kasus, rekor baru selama pandemi dan tertinggi kedua di dunia, sehingga total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menjadi 2.417.788 kasus.
Sementara itu, pasar juga berekspektasi bank sentral Amerika Serikat The Fed mungkin akan mengumumkan strategi pemangkasan pembelian asetnya pada Agustus 2021 mendatang.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 92,466, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 92,417.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,344 persen, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,288 persen.
Baca juga: Rupiah menguat dibayangi tingginya kasus COVID-19
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.535 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.528 per dolar AS hingga Rp14.550 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah awal pekan menguat
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat stagnan di posisi Rp14.548 per dolar AS.