Kupang (AntaraNews NTT) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun El Tari Kupang menjelaskan fenomena alam berupa matahari dikelilingi buatan seperti cincin yang terjadi di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Kamis (15/3), merupakan fenomena halo.

"Kami belum meng-update informasi tentang fenomena alam di Alor, tetapi kejatian matahari dikelilingi lingkaran seperti cincin, link yang muncul di Alor sudah cukup menjelaskan bahwa dalam ilmu astronomi fenomena tersebut disebut halo," kata Forecaster dari BMKG Stasiun El Tari Kupang, Maria Seran di Kupang, Kamis.

Dia mengemukakan hal itu dalam penjelasannya melalui pesan WhatsApp terkait fenomena alam yang terjadi di Kabupaten Alor pada Kamis, (15/3) siang.

Menurut dia, halo juga bisa muncul di sekeliling bulan, biasanya saat bulan purnama, kadang terlihat seolah bulan memakai payung.

Baca juga: Alor Kekuatan Baru Pariwisata di NTT

Ia mengatakan halo merupakan fenomena optik yang menampilkan bentuk cincin di sekitar sumber cahaya, disebabkan adanya pembelokan cahaya oleh kristal es di lapisan awan tinggi yakni awan Cirrus.

Awan ini berada pada ketinggian 5 - 10 km dari permukaan bumi. Karena ketinggiannya (suhu dingin dibawah O derajat celcius) awan ini membentuk butiran lembut kristal es berbentuk prisma.

Cahaya matahari atau bulan direfleksikan dan dibiaskan oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma sehingga sinar matahari menjadi terpecah kedalam beberapa warna karena efek dispersi udara dan dipantulkan kearah tertentu, sama seperti pada pelangi.

Peristiwa munculnya halo adalah peristiwa biasa dan bukan pertanda bencana. Karena itu, masyarakat tidak perlu terpengaruh dengan informasi-informasi yang bisa menyesatkan.
Baca juga: Taman Laut Alor Terus Dipromosikan

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024