Kupang (AntaraNews NTT) - Para pemuda muslim di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah melibatkan diri secara aktif untuk membantu mengamankan prosesi Jumat Agung, yaitu ibadah umat Katolik untuk memperingati wafat Yesus Kristus yang akan berlangsung pada 30 Maret 2018.

"Setiap tahun umat muslim selalu terlibat, tetapi tahun ini koordinasinya jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Jauh hari sebelumhya Polres Flores Timur sudah minta para pemuda muslim untuk terlibat," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Flores Timur, Ahmad Bethan kepada Antara, Senin (26/3).

Dia mengemukakan hal itu, dalam percakapan melalui telepon genggam terkait peran umat Islam di Flores Timur dalam menyongsong Jumat Agung di Larantuka, ibukota Kabupaten Flores Timur tahun 2018.

Menurut dia, beberapa hari lalu, Polres Flores Timur mengundang MUI untuk meminta tambahan jumlah pemuda yang akan terlibat membantu pengamanan selama perayaan Jumat Agung di Larantuka.

"Tahun ini koordinasinya lebih bagus. Dua pekan lalu kami sudah mengirim nama puluhan pemuda untuk bersama aparat kepolisian melakukan pengamanan, tetapi dua hari lalu ada permintaan tambahan," katanya.

Baca juga: Ribuan Umat Katolik Rayakan Jumat Agung
Baca juga: 5.500 Peziarah Hadiri Prosesi Jumat Agung Prosesi pengantaran Patung Yesus dari Pantai Rewindo melalui laut menuju Pante Kuce Larantuka (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)
Dia menambahkan, selain terlibat dalam membantu pengamanan, semua umat muslim juga diminta untuk memberikan informasi tentang prosesi Jumat Agung ini kepada para peziarah.

"Jadi melalui mesjid-mesjid, umat diberikan pemahaman tentang prosesi Jumat Agung di Larantuka untuk bisa memberikan informasi kepada para pendatang yang membutuhkan informasi," katanya.

Prosesi Jumat Agung merupakan tradisi sakral dalam agama Katolik untuk memperingati wafatnya Yesus Kristus, dan di Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur ibadah tersebut telah dilaksanakan sejak 500 tahun lampau mengikuti tradisi Portugis.

Warisan Portugis itu, sudah berlangsung lebih dari lima abad dimulai ketika bangsa Portugis menyebarkan agama Katolik dan berdagang cendana di Kepulauan Nusa Tenggara. Prosesi Jumat Agung itu diawali dari perayaan pada Rabu Trewa.

Prosesi Jumat Agung ini juga menjadi agenda tahunan dari pemerintah daerah Flores Timur sebagai wisata rohani dalam menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Siapkan penginapan
Ahmad Bethan mengatakan MUI Flores Timur juga akan menyiapkan penginapan alternatif bagi para pesiarah Jumat Agung, terutama yang berasal dari daratan Pulau Flores.

"Penginapan alternatif yang disiapkan ini adalah tempat mushalla dan juga semua rumah warga muslim yang ada di Kota Larantuka," kata Ketua MUI Flores Timur Ahmad Bethan kepada Antara di Kupang, Senin (26/3).

Ia menjelaskan penginapan alternatif ini sebagai respons umat muslim daerah setempat terhadap permasalahan penginapan yang selalu dihadapi para pesiarah Jumat Agung setiap tahunnya.

"Tahun ini kami menyiapkan sesuatu yang berbeda dari tahun sebelumnya. MUI sudah minta seluruh warga muslim untuk menyiapkan kamar, minimal satu kamar untuk menampung peziarah," katanya.

Seluruh warga muslim, kata dia, merespons dengan baik dan mengharapkan adanya partisipasi dari semua pihak untuk membantu pengarahkan peziarah yang tidak mendapat tempat tinggal ke rumah-rumah warga muslim.

Baca juga: Wisatawan Terkesima Dengan Prosesi Semana Santa

"Kami juga minta para pemuda muslim untuk memantau peziarah yang menggunakan konvoi kendaraan dari arah barat Pulau Flores untuk diarahkan ke rumah-rumah warga muslim, karena umumnya mereka tidak memiliki penginapan," katanya.

Ia menjelaskan MUI menghendaki agar umat muslim tidak hanya berada di baris depan untuk menjaga keamanan selama prosesi, tetapi juga berperan memberikan informasi tentang Samana Santa dan juga penginapan.

Dia berharap, dengan adanya penyiapan penginapan alternatif ini, tidak ada lagi para peziarah yang tidak mendapat tempat tinggal selama berada di Larantuka untuk mengikuti prosesi Jumat Agung.

Prosesi Jumat Agung yang tahun ini akan jatuh pada 30 Maret 2018 itu, merupakan tradisi sakral dalam agama Katolik untuk memperingati wafat Yesus Kristus. Prosesi berlangsung di Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur yang telah dilaksanakan sejak 500 tahun lampau.

Tradisi keagamaan yang merupakan warisan Portugis itu, sudah berlangsung lebih dari 500 tahun ketika bangsa Portugis menyebarkan agama Katolik dan berdagang cendana di Kepulauan Nusa Tenggara. Prosesi Jumat Agung itu diawali dari perayaan Rabu Trewa.

Prosesi Jumat Agung juga merupakan agenda tahunan dari Pemerintah Daerah Flores Timur sebagai wisata rohani dalam menarik wisatawan, baik domestik dan mancanegara.
Baca juga: Peziarah Diminta Jaga Kesakralakan Prosesi Samana Santa di Larantuka Flores Timur. (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024