Kupang (AntaraNews NTT) - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Nusa Tenggara Timur mengharapkan adanya bantuan alat pendeteksi masuknya narkotika dan sejenisnya yang ditempatkan di setiap bandara di NTT.
"Kami berharap ada bantuan itu. Sebab jika kami membelinya membutuhkan anggaran yang sangat besar, yakni bisa mencapai miliaran rupiah," kata Kepala Bidang Pencegahan BNNP NTT Yoseph Gadhi kepada Antara di Kupang, Kamis (3/5).
Hal ini disampaikannya menanggapi pernyataan dari salah satu Calon Wakil Gubernur NTT Emelia Julia Nomleni yang menyatakan bahwa diperlukan alat pendeteksi narkotika di sejumlah bandara di NTT mengingat provinsi berbasis kepulauaun itu.
Yoseph mengatakan bahwa selama ini, untuk mencegah masukanya narkotika dan sejenisnya ke NTT melalui Bandara pihaknya hanya melakukannya dengan cara manual.
Sebab, lanjutnya, kerja sama pencegahan masuknya narkoba ini sudah dilakukan antara BNNP dengan pihak dari Angkasa Pura I Bandara El Tari Kupang.
Baca juga: Bandara perlu alat pendeteksi narkoba
"Walaupun tak ada alat pendeteksi kami bekerja sama dengan pihak Bandara El Tari sudah bekerja makasimal. Terbukti dalam tahun 2018 ini belum ada satupun kasus yang dinyatakan melewati pintu masuk bandara El Tari," tuturnya.
Iapun mengaku bahwa alat pendeteksi ini juga tidak berada di seluruh provinsi itu. Tidak hanya di bandara, tetapi juga di pintu masuk perbatasan.
Sementara itu Direktur Reserse Narkoba Polda NTT Kombes Pol Kombes Pol Viktor Sihombing mengklaim bahwa kasus narkoba di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini mulai menurun pascapengagalan masuknya satu ton narkoba jenis Sabu di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, belum lama ini.
"Setelah adanya pengungkapan besar-besaran kasus narkoba di Batam serta pulau Jawa, terasa sekali dampaknya di daerah kita NTT ini. Kasus narkoba mulai turun," ujarnya.
Selama ini menurutnya masuknya narkoba ke NTT lebih banyak melalui kawasan laut. Karena masih dianggap tidak ketatnya pengamanan seperti di Bandara.
Oleh karena itu pihaknya akan terus memantau kapal-kapal yang masuk baik dari Makassar ataupun dari Nusa Tenggara Barat dalam rangka mencegah masuknya narkoba ini.
Baca juga: 14 bandara belum dilengkapi pendeteksi narkoba
"Kami berharap ada bantuan itu. Sebab jika kami membelinya membutuhkan anggaran yang sangat besar, yakni bisa mencapai miliaran rupiah," kata Kepala Bidang Pencegahan BNNP NTT Yoseph Gadhi kepada Antara di Kupang, Kamis (3/5).
Hal ini disampaikannya menanggapi pernyataan dari salah satu Calon Wakil Gubernur NTT Emelia Julia Nomleni yang menyatakan bahwa diperlukan alat pendeteksi narkotika di sejumlah bandara di NTT mengingat provinsi berbasis kepulauaun itu.
Yoseph mengatakan bahwa selama ini, untuk mencegah masukanya narkotika dan sejenisnya ke NTT melalui Bandara pihaknya hanya melakukannya dengan cara manual.
Sebab, lanjutnya, kerja sama pencegahan masuknya narkoba ini sudah dilakukan antara BNNP dengan pihak dari Angkasa Pura I Bandara El Tari Kupang.
Baca juga: Bandara perlu alat pendeteksi narkoba
"Walaupun tak ada alat pendeteksi kami bekerja sama dengan pihak Bandara El Tari sudah bekerja makasimal. Terbukti dalam tahun 2018 ini belum ada satupun kasus yang dinyatakan melewati pintu masuk bandara El Tari," tuturnya.
Iapun mengaku bahwa alat pendeteksi ini juga tidak berada di seluruh provinsi itu. Tidak hanya di bandara, tetapi juga di pintu masuk perbatasan.
Sementara itu Direktur Reserse Narkoba Polda NTT Kombes Pol Kombes Pol Viktor Sihombing mengklaim bahwa kasus narkoba di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini mulai menurun pascapengagalan masuknya satu ton narkoba jenis Sabu di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, belum lama ini.
"Setelah adanya pengungkapan besar-besaran kasus narkoba di Batam serta pulau Jawa, terasa sekali dampaknya di daerah kita NTT ini. Kasus narkoba mulai turun," ujarnya.
Selama ini menurutnya masuknya narkoba ke NTT lebih banyak melalui kawasan laut. Karena masih dianggap tidak ketatnya pengamanan seperti di Bandara.
Oleh karena itu pihaknya akan terus memantau kapal-kapal yang masuk baik dari Makassar ataupun dari Nusa Tenggara Barat dalam rangka mencegah masuknya narkoba ini.
Baca juga: 14 bandara belum dilengkapi pendeteksi narkoba