Kupang (AntaraNews NTT) - Calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur periode 2018-2023 Emelia Julia Nomleni mengharapkan agar semua bandar udara di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini harus dilengkapi dengan alat pendeteksi narkoba.
"Saya berharap setiap bandara di daerah ini harus dilengkapi dengan alat khusus pendeteksi narkoba, guna mencegah masuknya barang haram itu ke wilayah NTT," katanya kepada wartawan di Kupang, Jumat (27/4).
Mama Emi, demikian Emelia Julia Nomleni sering disapa, mengatakan pemasangan alat pendeteksi narkoba itu tentu akan berpengaruh terhadap kenyamanan para penumpang, namun hal itu perlu dilakukan untuk mencegah masuknya narkoba ke NTT.
Hampir semua bandara di Nusa Tenggara Timur, termasuk di antaranya Bandara El Tari Kupang dan Bandara Komodo di Labuan Bajo belum memiliki alat pendeteksi narkoba, sebagaimana layaknya sebuah bandara bertaraf internasional.
Kasus beredarnya Narkoba di NTT terbilang cukup tinggi. Pada awal tahun 2018 Badan Narkotika Nasional NTT berhasil mengamankan delapan pelaku pengguna narkoba di salah satu klub hiburan malam di Kota Kupang. Delapan orang tersebut berasal dari Jawa Barat.
Menurut wanita berambut perak itu, ketidaknyamanan penumpang tentu tidak akan sebanding dengan kasus narkoba yang akan terjadi nanti jika tidak ada penanganan serius dari sekarang.
Baca juga: 14 bandara belum dilengkapi pendeteksi narkoba
Anggota Ditresnarkoba Polda NTT menggiring pasangan kekasih asal Makassar, Sulawesi Selatan yang ditangkap sebelum mengedarkan narkoba di Kota Maumere, Kabupaten Sikka. (Foto ANTARA/Kornelis Kaha)
"Rasanya wajar jika dilakukan pemeriksaan ketat terhadap para penumpang yang menggunakan jasa angkutan udara. Lambat laun, masyarakat pasti menyadari manfaat dari mekanisme pemeriksaan yang ketat itu," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi NTT Yos Gadhi mengatakan hingga saat ini belum ada satu pun bandara di NTT yang sudah memiliki alat pendeteksi narkoba.
"Kami akan mengupayakan agar ke depannya, beberapa bandara di NTT yang menjadi pintu masuk wisatawan asing, seperti Bandara El Tari Kupang, Bandara Komodo di Labuan Bajo, Bandara Frans Seda di Maumere, Bandara Umbu Mehang Kunda di Waingapu, Sumba Timur serta Bandara Tambolaka di Sumba Barat Daya akan dilengkapi dengan alat pendeteksi narkoba," katanya.
Berdasarkan catatan dari BNNP NTT, kata Yos Gadhi, selama 2017 terdapat 32.000 orang warga Nusa Tenggara Timur menjadi pengguna narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba), yang umumnya didominasi masyarakat yang tingkat ekonominya sudah mapan.
Yos mengatakan, berdasarkan data dimiliki BNN NTT bahwa pengguna narkoba di NTT tahun 2016 sangat tinggi mencapai 49.329 orang, namun pada tahun 2017 jumlah pengguna narkoba tercatat 32.000 orang.
Baca juga: Peredaran narkoba di NTT melalui jalur laut
Bandara Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Pulau Flores NTT. (ANTARA Foto/ist)
"Saya berharap setiap bandara di daerah ini harus dilengkapi dengan alat khusus pendeteksi narkoba, guna mencegah masuknya barang haram itu ke wilayah NTT," katanya kepada wartawan di Kupang, Jumat (27/4).
Mama Emi, demikian Emelia Julia Nomleni sering disapa, mengatakan pemasangan alat pendeteksi narkoba itu tentu akan berpengaruh terhadap kenyamanan para penumpang, namun hal itu perlu dilakukan untuk mencegah masuknya narkoba ke NTT.
Hampir semua bandara di Nusa Tenggara Timur, termasuk di antaranya Bandara El Tari Kupang dan Bandara Komodo di Labuan Bajo belum memiliki alat pendeteksi narkoba, sebagaimana layaknya sebuah bandara bertaraf internasional.
Kasus beredarnya Narkoba di NTT terbilang cukup tinggi. Pada awal tahun 2018 Badan Narkotika Nasional NTT berhasil mengamankan delapan pelaku pengguna narkoba di salah satu klub hiburan malam di Kota Kupang. Delapan orang tersebut berasal dari Jawa Barat.
Menurut wanita berambut perak itu, ketidaknyamanan penumpang tentu tidak akan sebanding dengan kasus narkoba yang akan terjadi nanti jika tidak ada penanganan serius dari sekarang.
Baca juga: 14 bandara belum dilengkapi pendeteksi narkoba
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi NTT Yos Gadhi mengatakan hingga saat ini belum ada satu pun bandara di NTT yang sudah memiliki alat pendeteksi narkoba.
"Kami akan mengupayakan agar ke depannya, beberapa bandara di NTT yang menjadi pintu masuk wisatawan asing, seperti Bandara El Tari Kupang, Bandara Komodo di Labuan Bajo, Bandara Frans Seda di Maumere, Bandara Umbu Mehang Kunda di Waingapu, Sumba Timur serta Bandara Tambolaka di Sumba Barat Daya akan dilengkapi dengan alat pendeteksi narkoba," katanya.
Berdasarkan catatan dari BNNP NTT, kata Yos Gadhi, selama 2017 terdapat 32.000 orang warga Nusa Tenggara Timur menjadi pengguna narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba), yang umumnya didominasi masyarakat yang tingkat ekonominya sudah mapan.
Yos mengatakan, berdasarkan data dimiliki BNN NTT bahwa pengguna narkoba di NTT tahun 2016 sangat tinggi mencapai 49.329 orang, namun pada tahun 2017 jumlah pengguna narkoba tercatat 32.000 orang.
Baca juga: Peredaran narkoba di NTT melalui jalur laut