Kupang (AntaraNews NTT) - Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang (71) mengatakan lomba Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) merupakan ajang untuk memupuk persaudaraan dan ruang bagi umat Katolik menumbuhkan dan menghayati iman kristianinya akan kasih Kristus.
Demikian dikemukakan Uskup kelahiran Tataaran, Tondano Selatan, Minahasa, Sulawesi Utara 23 Februari 1947 saat membuka Pesparani tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kupang, Kamis (24/5) malam. Kegiatan ini berlangsung sampai 27 Juni 2018.
"Pesparani sebagai sebuah momen berharga, sebuah perjumpaan bernada puji-pujian para umat Katolik dari berbagai daerah. Ajang ini menjadi ruang untuk memupuk persaudaraan," kata Mgr Petrus Turang yang menjabat sebagai Uskup Agung Kupang sejak 10 Oktober 1997 menggantikan almarhum Mgr Gregorius Monteiro SVD.
Turang yang ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Manado pada 18 Desember 1974 itu mengatakan siapapun yang menang dalam lomba itu nantinya adalah kemenangan bersama dalam persaudaraan.
Baca juga: Uskup Weetabula tahbiskan empat pastor muda
"Orang-orang atau umat dari berbagai daerah dapat saling berinteraksi, menjalin kekerabatan dan persaudaraan," kata Turang yang sempat ditunjuk menjadi Uskup Agung Koajutor Keuskupan Agung Kupang pada 21 April 1997 itu.
Ketua Umum Panitia Lomba Pesparani tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur Hermanus Man mengatakan kegiatan ini tidak boleh mencederai semangat persaudaraan dan persekutuan umat Katolik di daerah setempat.
"Saya ingin menggarisbawahi tiga poin penting, yaitu lomba Pesparani mesti mempertahankan warna khas musik liturgi Katolik dan lebih penting adalah kegiatan ini tidak boleh mencederai semangat persaudaraan dan persekutuan umat Katolik," kata Wakil Wali Kota Kupang itu.
Lomba Pesparani diikuti 18 kabupaten/kota, yakni Kabupaten Alor, Lembata, Ende, Manggarai Barat, Kupang, Nagekeo, Ngada, Sikka, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Sumba Barat, Roti Ndak, Flores Timur, Malaka, Kota Kupang, Manggarai, dan Sabu Raijua.
Baca juga: Uskup Larantuka Tahbiskan 21 Calon Imam Katolik
Demikian dikemukakan Uskup kelahiran Tataaran, Tondano Selatan, Minahasa, Sulawesi Utara 23 Februari 1947 saat membuka Pesparani tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kupang, Kamis (24/5) malam. Kegiatan ini berlangsung sampai 27 Juni 2018.
"Pesparani sebagai sebuah momen berharga, sebuah perjumpaan bernada puji-pujian para umat Katolik dari berbagai daerah. Ajang ini menjadi ruang untuk memupuk persaudaraan," kata Mgr Petrus Turang yang menjabat sebagai Uskup Agung Kupang sejak 10 Oktober 1997 menggantikan almarhum Mgr Gregorius Monteiro SVD.
Turang yang ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Manado pada 18 Desember 1974 itu mengatakan siapapun yang menang dalam lomba itu nantinya adalah kemenangan bersama dalam persaudaraan.
Baca juga: Uskup Weetabula tahbiskan empat pastor muda
"Orang-orang atau umat dari berbagai daerah dapat saling berinteraksi, menjalin kekerabatan dan persaudaraan," kata Turang yang sempat ditunjuk menjadi Uskup Agung Koajutor Keuskupan Agung Kupang pada 21 April 1997 itu.
Ketua Umum Panitia Lomba Pesparani tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur Hermanus Man mengatakan kegiatan ini tidak boleh mencederai semangat persaudaraan dan persekutuan umat Katolik di daerah setempat.
"Saya ingin menggarisbawahi tiga poin penting, yaitu lomba Pesparani mesti mempertahankan warna khas musik liturgi Katolik dan lebih penting adalah kegiatan ini tidak boleh mencederai semangat persaudaraan dan persekutuan umat Katolik," kata Wakil Wali Kota Kupang itu.
Lomba Pesparani diikuti 18 kabupaten/kota, yakni Kabupaten Alor, Lembata, Ende, Manggarai Barat, Kupang, Nagekeo, Ngada, Sikka, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Sumba Barat, Roti Ndak, Flores Timur, Malaka, Kota Kupang, Manggarai, dan Sabu Raijua.
Baca juga: Uskup Larantuka Tahbiskan 21 Calon Imam Katolik