Kupang (AntaraNews NTT) - Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Drs Petrus Ly MSi sangat apresiasi dengan penggunaan pakaian tradisional Nusa Tenggara Timur oleh para siswa saat menerima hasil ujian kelulusan tahun 2018.
"Penggunaan pakaian tradisional NTT itu perlu dibudayakan bagi semua lembaga pendidikan di daerah ini, guna mengatasi aksi hura-hura dalam merayakan kelulusan," katanya kepada Antara di Kupang, Kamis (31/5).
Para siswa SMP di Kota Kupang pada Senin (28/5), hampir sebagian besar di antaranya mengenakan pakaian khas Nusa Tenggara Timur saat menerima hasil kelulusan ujian nasional tahun 2018.
"Kebijakan ini perlu terus dipertahankan, karena sangat positif dalam pembentukan karakter siswa untuk melestarikan budaya NTT," katanya.
Ia mengatakan, penggunaan pakaian tradisional NTT di lingkungan lembaga pendidikan sebagai bentuk pendidikan dalam melestarikan budaya NTT.
"Kita harus berani menunjukkan identitas budaya NTT terhadap orang lain lewat generasi muda tentang keberagaman budaya di Nusa Tenggara Timur," ujarnya.
Baca juga: Pendidikan Harus Hasilkan Generasi Berkarakter Pancasila
Ia mengatakan, kebijakan pemerintah Kota Kupang itu berdampak positif karena dalam pengumuman kelulusan tahun 2018 tingkat SMP di Kota Kupang tanpa terjadi aksi core-coret pakaian seragam seperti pada tahun 2017 lalu.
Menurut dia, penggunaan pakaian tradisional NTT perlu dilakukan secara massal di semua lembaga pendidikan dan lembaga pemerintahan di provinsi berbasis kepulauan itu.
"Kita harus belajar dari Bali yang rutin memakai pakaian adat dalam aktivitas pemerintahan dan pendidikan. Kita di NTT kaya sangat kaya dengan keragaman budaya, namun terkesan masih enggan," katanya.
Generasi muda NTT, katanya, harus mengetahui budaya dan mencintai budayanya sendiri lewat penggunaan pakaian tradisional khas NTT tersebut.
Petrus mengatakan, apabila penggunaan pakaian tradisional dilakukan secara massal akan menunjang pertumbuhan ekonomi pengrajin tenun ikat tradisional NTT.
"Penggunaan pakaian tradisional secara langsung menciptakan pasar ekonomi sekaligus melestarikan karya nenek moyang NTT yang mewariskan tenun ikat tradisional yang begitu indah sebagai peninggalan sejarah di NTT," tegasnya.
Baca juga: Jangan Lakukan Aksi Coret Seragam
"Penggunaan pakaian tradisional NTT itu perlu dibudayakan bagi semua lembaga pendidikan di daerah ini, guna mengatasi aksi hura-hura dalam merayakan kelulusan," katanya kepada Antara di Kupang, Kamis (31/5).
Para siswa SMP di Kota Kupang pada Senin (28/5), hampir sebagian besar di antaranya mengenakan pakaian khas Nusa Tenggara Timur saat menerima hasil kelulusan ujian nasional tahun 2018.
"Kebijakan ini perlu terus dipertahankan, karena sangat positif dalam pembentukan karakter siswa untuk melestarikan budaya NTT," katanya.
Ia mengatakan, penggunaan pakaian tradisional NTT di lingkungan lembaga pendidikan sebagai bentuk pendidikan dalam melestarikan budaya NTT.
"Kita harus berani menunjukkan identitas budaya NTT terhadap orang lain lewat generasi muda tentang keberagaman budaya di Nusa Tenggara Timur," ujarnya.
Baca juga: Pendidikan Harus Hasilkan Generasi Berkarakter Pancasila
Ia mengatakan, kebijakan pemerintah Kota Kupang itu berdampak positif karena dalam pengumuman kelulusan tahun 2018 tingkat SMP di Kota Kupang tanpa terjadi aksi core-coret pakaian seragam seperti pada tahun 2017 lalu.
Menurut dia, penggunaan pakaian tradisional NTT perlu dilakukan secara massal di semua lembaga pendidikan dan lembaga pemerintahan di provinsi berbasis kepulauan itu.
"Kita harus belajar dari Bali yang rutin memakai pakaian adat dalam aktivitas pemerintahan dan pendidikan. Kita di NTT kaya sangat kaya dengan keragaman budaya, namun terkesan masih enggan," katanya.
Generasi muda NTT, katanya, harus mengetahui budaya dan mencintai budayanya sendiri lewat penggunaan pakaian tradisional khas NTT tersebut.
Petrus mengatakan, apabila penggunaan pakaian tradisional dilakukan secara massal akan menunjang pertumbuhan ekonomi pengrajin tenun ikat tradisional NTT.
"Penggunaan pakaian tradisional secara langsung menciptakan pasar ekonomi sekaligus melestarikan karya nenek moyang NTT yang mewariskan tenun ikat tradisional yang begitu indah sebagai peninggalan sejarah di NTT," tegasnya.
Baca juga: Jangan Lakukan Aksi Coret Seragam