Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun El Tari Kupang Ota Welly Jenni Thalo dalam penjelasannya kepada Antara di Kupang, Rabu (25/7), gelombang setinggi 4-6 meter sudah masuk kategori sangat berbahaya.
Sementara gelombang setinggi 2,5 - 4 meter masuk kategori berbahaya dan gelombang 1,25 - 2,5 meter masuk kategori sangat waspada. "Kondisi gelombang ini sedang terjadi di NTT saat sekarang, dan diperkirakan akan berlangsung hingga 27 Juli 2018," katanya.
Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gelombang setinggi 5.0 meter berpotensi terjadi di Samudera Hindia, Selatan NTT, Selat Sumba bagian barat dan perairan laut selatan Pulau Sumba. Gelombang setinggi 3,5 - 4.0 meter berpotensi terjadi di Laut Sawu dan Selat Sape.
Selain itu, gelombang setinggi 3.0 meter berpotensi terjadi di perairan Selatan Kupang hingga Pulau Rote dan laut Selatan NTT Timur. Gelombang setinggi 2-2,5 meter berpotensi terjadi di perairan Selat Alor, Selat Ombai, Selat Flores, Lamakera, dan Boleng.
Baca juga: NTT diterjang gelombang hingga 6 meter
Tinggi gelombang itu, lanjut Ota Welly, bisa mencapai dua kali lipat dari prakiraan BMKG. Sementara angin bertiup dari Timur-Tenggara dengan kecepatan 2-5 skala Beaufort.
Skala Beaufort adalah ukuran empiris yang berkaitan dengan kecepatan angin untuk pengamatan kondisi di darat atau di laut. Skala ini ditemukan oleh Francis Beaufort pada tahun 1805.
Beaufort mengukur kecepatan angin dengan menggambarkan pengaruhnya pada kecepatan kapal dan gelombang air laut. Skala Beaufort menggunakan angka dan simbol.
Semakin besar angka skala Beaufort, maka semakin kencang angin berhembus dan bahkan bisa semakin merusak. Skala Beaufort dimulai dari angka 1 untuk embusan angin yang paling tenang sampai angka 12 untuk embusan angin yang dapat menyebabkan kehancuran.
Skala Beaufort tetap berguna dan dipakai sampai sekarang.
Baca juga: BMKG: Gelombang tinggi akibat Mascarene High