Kupang (AntaraNews NTT) - Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Timur Abed Frans mengatakan pengawasan terhadap kawasan wisata Taman Nasional Komodo di Flores bagian barat masih lemah, sehingga mudah terancam dari bahaya kebakaran.
"Kebakaran yang terjadi pada Rabu (1/8) malam di Gili Lawa menjadi bukti lemahnya pengawasan dan koordinasi di lapangan terhadap kawasan Taman Nasional Komodo," kata Abed Frans kepada Antara di Kupang, Jumat (3/8), menanggapi peristiwa kebakaran hutan di Gili Lawa, Taman Nasional Komodo pada Rabu (2/8) malam.
Ia mengatakan, peristiwa kebakaran di dalam kawasan wisata Komodo sudah dua kali terjadi dalam selang waktu yang tidak begitu lama. "Seharusnya tidak boleh terjadi lagi kecolongan seperti ini," kata Abed.
Menurut dia, kemungkinan sangat kecil jika peristiwa kebakaran di Gili Lawa terjadi secara alamiah karena kejadiannya berlangsung pada malam hari.
Ia mengatakan memang tidak ada satwa purba Komodo (varanus komodoensis) di Gili Lawa, namun dampaknya merugikan karena destinasi wisata Komodo sudah mendunia dan masuk dalam 10 kawasan wisata unggulan di Tanah Air.
"Memang tidak ada Komodo di lokasi kebakaran itu, namun ada kehidupan binatang lain seperti rusa dan babi hutan yang menjadi mangsanya Komodo," katanya.
Kepala Balai Taman Nasional Komodo Budi Kurniawan mengakui adanya peristiwa kebakaran tersebut, namun tidak berdampak pada satwa Komodo yang merupakan salah satu icon dari tujuh keajaiban dunia (New7 Wonders) itu. "Memang ada kebakaran, tapi tak ada Komodo di Gili Lawa," katanya.
Baca juga: Hutan Gililawa di TN Komodo terbakar
Baca juga: Polisi usut kebakaran hutan di kawasan wisata TN Komodo
"Kebakaran yang terjadi pada Rabu (1/8) malam di Gili Lawa menjadi bukti lemahnya pengawasan dan koordinasi di lapangan terhadap kawasan Taman Nasional Komodo," kata Abed Frans kepada Antara di Kupang, Jumat (3/8), menanggapi peristiwa kebakaran hutan di Gili Lawa, Taman Nasional Komodo pada Rabu (2/8) malam.
Ia mengatakan, peristiwa kebakaran di dalam kawasan wisata Komodo sudah dua kali terjadi dalam selang waktu yang tidak begitu lama. "Seharusnya tidak boleh terjadi lagi kecolongan seperti ini," kata Abed.
Menurut dia, kemungkinan sangat kecil jika peristiwa kebakaran di Gili Lawa terjadi secara alamiah karena kejadiannya berlangsung pada malam hari.
Ia mengatakan memang tidak ada satwa purba Komodo (varanus komodoensis) di Gili Lawa, namun dampaknya merugikan karena destinasi wisata Komodo sudah mendunia dan masuk dalam 10 kawasan wisata unggulan di Tanah Air.
"Memang tidak ada Komodo di lokasi kebakaran itu, namun ada kehidupan binatang lain seperti rusa dan babi hutan yang menjadi mangsanya Komodo," katanya.
Kepala Balai Taman Nasional Komodo Budi Kurniawan mengakui adanya peristiwa kebakaran tersebut, namun tidak berdampak pada satwa Komodo yang merupakan salah satu icon dari tujuh keajaiban dunia (New7 Wonders) itu. "Memang ada kebakaran, tapi tak ada Komodo di Gili Lawa," katanya.
Baca juga: Hutan Gililawa di TN Komodo terbakar
Baca juga: Polisi usut kebakaran hutan di kawasan wisata TN Komodo