Kupang (Antara NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengatakan ground breaking (peletakan batu pertama) pembangunan Jembatan Pancasila-Palmerah di Kabupaten Flores Timur, belum bisa dilaksanakan pada bulan Desember 2016.
"Ground breaking (Jembatan Palmerah) belum bisa dilakukan Desember tahun ini, karena masih ada beberapa item penting yang harus dilaksanakan," katanya kepada wartawan di Kupang, Senin.
Gubernur NTT dua periode itu mengatakan, pembangunan Jembatan Pancasila-Palmerah (Pantai Palo - Tanah Merah) yang menghubungkan daratan Larantuka dengan Pulau Adonara itu merupakan pekerjaan besar dan tidak bisa selesai dalam satu tahun.
"Saat ini masih sedang pelelangan untuk studi kelayakan dan ground beraking-nya baru bisa dilakukan setelah itu," katanya.
Dijelaskannya hal itu menanggapi informasi yang beredar di masyarakat terkait rencana ground breaking jembatan yang akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dalam rangkaian kunjungannya pada puncak Hari Nusantara di Kabupaten Lembata pada 13 Desember 2016.
"Sudah bisa dipastikan ground breaking Palmerah tidak bisa dilakukan Desember ini, karena berbagai pekerjaan yang belum terselesaikan," katanya menegaskan.
Gubernur Frans mengatakan, kunjungan orang nomor satu di Indonesia itu akan berfokus pada agenda utama menghadiri Hari Nusantara di Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata.
Presiden, katanya, juga direncanakan akan meresmikan PLBN (Pos Lintas Batas Negara) di Mota Ain, Kabupaten Belu yang berbatasan wilayah secara langsung dengan negara Timor Leste.
"Mudah-mudahan juga beliau (Presiden Jokowi) juga nanti bisa berkenan meresmikan Kantor Gubernur NTT," katanya lagi.
Sementara itu, lanjut dia, pemerintah setempat juga telah mempersiapkan ground breaking untuk pembangunan bendungan Napung Gete di Kabupaten Sikka.
"Kalau Bedungan Napung Gete memang pembangunannya akan dimulai tahun ini, sehingga peletakan batu pertama pembangunan bendungan tersebut harus dilakukan sekarang," demikian Gubernur Frans Lebu Raya.
"Ground breaking (Jembatan Palmerah) belum bisa dilakukan Desember tahun ini, karena masih ada beberapa item penting yang harus dilaksanakan," katanya kepada wartawan di Kupang, Senin.
Gubernur NTT dua periode itu mengatakan, pembangunan Jembatan Pancasila-Palmerah (Pantai Palo - Tanah Merah) yang menghubungkan daratan Larantuka dengan Pulau Adonara itu merupakan pekerjaan besar dan tidak bisa selesai dalam satu tahun.
"Saat ini masih sedang pelelangan untuk studi kelayakan dan ground beraking-nya baru bisa dilakukan setelah itu," katanya.
Dijelaskannya hal itu menanggapi informasi yang beredar di masyarakat terkait rencana ground breaking jembatan yang akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dalam rangkaian kunjungannya pada puncak Hari Nusantara di Kabupaten Lembata pada 13 Desember 2016.
"Sudah bisa dipastikan ground breaking Palmerah tidak bisa dilakukan Desember ini, karena berbagai pekerjaan yang belum terselesaikan," katanya menegaskan.
Gubernur Frans mengatakan, kunjungan orang nomor satu di Indonesia itu akan berfokus pada agenda utama menghadiri Hari Nusantara di Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata.
Presiden, katanya, juga direncanakan akan meresmikan PLBN (Pos Lintas Batas Negara) di Mota Ain, Kabupaten Belu yang berbatasan wilayah secara langsung dengan negara Timor Leste.
"Mudah-mudahan juga beliau (Presiden Jokowi) juga nanti bisa berkenan meresmikan Kantor Gubernur NTT," katanya lagi.
Sementara itu, lanjut dia, pemerintah setempat juga telah mempersiapkan ground breaking untuk pembangunan bendungan Napung Gete di Kabupaten Sikka.
"Kalau Bedungan Napung Gete memang pembangunannya akan dimulai tahun ini, sehingga peletakan batu pertama pembangunan bendungan tersebut harus dilakukan sekarang," demikian Gubernur Frans Lebu Raya.