Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Timur Ganef Wurgiyanto mengundang para investor untuk menanamkan modalnya di sektor industri pengalengan ikan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut di pasaran.

"NTT sangat membutuhkan investor untuk membangun industri pengalengan ikan sehingga nilai tambah bisa meningkat, karena selama ini investasi di bidang ini masih sangat kurang," katanya di Kupang, Selasa (28/9).

Ia mengatakan, pemerintah provinsi telah berencana mengembangkan industri atau pabrik pengalengan ikan di Kabupaten Flores Timur, di ujung timur Pulau Flores.

Daerah setempat, lanjutnya, sudah didukung dengan potensi hasil perikanan tangkap yang memadai serta berkualitas tinggi seperti ikan tembang (sardinella), tuna dan cakalang.

Hasil tangkapan ikan tembang dari daerah itu, lanjutnya, menjadi andalan untuk pasar ekspor meskipun masih dalam bentuk ikan mentah.

Baca juga: Sekjen KKP sesalkan laporan penangkapan ikan yang tak akurat

Ia mencontohkan, seperti ekspor ikan tembang ke negara tujuan Australia melalui Surabaya pada April 2018 yang tercatat di pihak Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM) Kupang sebanyak 7,5 ton.

"Namun ekspor masih dalam bentuk ikan mentah. Kita ingin agar nilai tambah lebih tinggi lagi melalui kehadiran investasi industri pengalengan," katanya.

Menurut dia, rencana pembangunan industri pengalengan ikan ini bisa terwujud jika ada pihak ketiga atau investor yang berminat untuk berinvestasi.

Untuk itu, katanya, dalam berbagai kesempatan pihaknya selalu mengajak para pelaku usaha untuk berinvestasi dengan memaparkan potensi hasil perikanan yang ada.

"Kami selalu mengajak dalam berbagai pertemuan, namun sejauh ini belum ada yang masuk. Kita berharap ke depan para investor sudah mulai melirik potensi ini dan bisa berinvestasi," katanya. 

Baca juga: NTT ekspor 115,3 ton ikan kering ke Timor Leste

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024