Kupang (AntaraNews NTT) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menargetkan kemajuan pembangunan daerah dari segala aspek masuk 10 besar secara nasional pada 2023.
"Pak Gubernur Viktor Laiskodat sudah menargetkan di tahun 2023 dipastikan pembangunan segala aspek di NTT harus masuk 10 besar secara nasional," kata Kepala Bappeda NTT Wayan Darmawa di Kupang, Selasa (23/10).
Dalam kegiatan Expose Data Strategis dan Workshop Wartawan yang digelar Badan Pusat Statistik Provinsi NTT, Wayan mengatakan kondisi pembangunan di provinsi setempat saat ini masih tertinggal atau berada di urutan ketiga terbelakang setelah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat dari 34 provinsi se-Indonesia.
"Tentu ada banyak pertanyaan yang muncul, apakah mungkin NTT bisa mencapai target tersebut pada 2023. Mungkin. Kenapa tidak, karena ada aspek-aspek yang didorong untuk mencapai target yang ditetapkan," katanya.
Ia menyebut berbagai sektor pembangunan yang ditargetkan dalam lima tahun ke depan, seperti meningkatkan produksi garam dengan target dua juta ton menguasai pasar nasional.
Selain itu, populasi ternak dalam 10 tahun terkahir mampu meningkat hingga 400.000 ekor dan dalam lima tahun ke depan didorong menjadi satu juta ekor.
Baca juga: NTT raih penghargaan pembangunan meski diposisi 11
Demikian pula, lanjutnya, target swasembada sejumlah komoditas, seperti telur dan daging ayam yang selama ini masih mengandalkan pasokan dari Surabaya maupun beras agar tercapai dalam lima tahun ke depan.
Pihaknya telah menyiapkan perencanaan pembangunan sesuai dengan skenario-skenario yang telah ditetapkan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dan wakilnya Josef Nae Soi.
Hadir dalam kegiatan itu, Kepala BPS Provinsi NTT Maritje Pattiwaellapea, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Provinsi NTT Bobi Lianto, perwakilan dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD), kalangan akademisi (dosen dan mahasiswa), serta para wartawan media cetak dan elektronik.
"Pak Gubernur Viktor Laiskodat sudah menargetkan di tahun 2023 dipastikan pembangunan segala aspek di NTT harus masuk 10 besar secara nasional," kata Kepala Bappeda NTT Wayan Darmawa di Kupang, Selasa (23/10).
Dalam kegiatan Expose Data Strategis dan Workshop Wartawan yang digelar Badan Pusat Statistik Provinsi NTT, Wayan mengatakan kondisi pembangunan di provinsi setempat saat ini masih tertinggal atau berada di urutan ketiga terbelakang setelah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat dari 34 provinsi se-Indonesia.
"Tentu ada banyak pertanyaan yang muncul, apakah mungkin NTT bisa mencapai target tersebut pada 2023. Mungkin. Kenapa tidak, karena ada aspek-aspek yang didorong untuk mencapai target yang ditetapkan," katanya.
Ia menyebut berbagai sektor pembangunan yang ditargetkan dalam lima tahun ke depan, seperti meningkatkan produksi garam dengan target dua juta ton menguasai pasar nasional.
Selain itu, populasi ternak dalam 10 tahun terkahir mampu meningkat hingga 400.000 ekor dan dalam lima tahun ke depan didorong menjadi satu juta ekor.
Baca juga: NTT raih penghargaan pembangunan meski diposisi 11
Demikian pula, lanjutnya, target swasembada sejumlah komoditas, seperti telur dan daging ayam yang selama ini masih mengandalkan pasokan dari Surabaya maupun beras agar tercapai dalam lima tahun ke depan.
Pihaknya telah menyiapkan perencanaan pembangunan sesuai dengan skenario-skenario yang telah ditetapkan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dan wakilnya Josef Nae Soi.
Hadir dalam kegiatan itu, Kepala BPS Provinsi NTT Maritje Pattiwaellapea, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Provinsi NTT Bobi Lianto, perwakilan dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD), kalangan akademisi (dosen dan mahasiswa), serta para wartawan media cetak dan elektronik.