Kupang (ANTARA) - Desa Hokeng Jaya, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur fokus melakukan optimalisasi berbagai upaya preventif untuk mengatasi permasalahan stunting yang dialami oleh para bayi dan balita di desa tersebut.
"Kami optimalisasi kegiatan posyandu dengan pendampingan pemberian makanan tambahan, termasuk pengawasan ke sasaran, sehingga ada penurunan kasus, lumayan turun enam sampai tujuh persen," kata Kepala Desa Hokeng Jaya Gabriel Namang ketika dihubungi dari Kupang, Senin, (12/9/2022).
Berdasarkan data Desa Hokeng Jaya, adanya penurunan kasus stunting dari bulan Januari 2022 dengan jumlah kasus 26 pada 92 sasaran stunting menjadi 17 kasus stunting dengan jumlah sasaran 96 orang pada Agustus 2022.
Gabriel mengatakan adanya penurunan dari 28,2 persen pada Januari 2022 menjadi 17,7 persen pada Agustus 2022.
Dia mengatakan, upaya penurunan angka kasus itu tidak boleh sebatas pemberian makanan tambahan tapi harus dimulai dari hulu yakni upaya preventif.
Penanganan stunting yang berfokus pada upaya preventif diantaranya diisi dengan berbagai kegiatan posyandu yang melibatkan remaja, ibu hamil, dan pasangan usia subur.
Gabriel menjelaskan pemerintah desa melakukan optimalisasi kegiatan posyandu remaja, ibu hamil, serta pendampingan pada pasangan usia subur yang ingin memiliki anak.
"Kami berfokus pada perencanaan keluarga, perencanaan yang baik untuk memiliki anak sehingga mereka bisa melahirkan anak yang sehat dan tidak menambah daftar anak yang mengalami stunting," kata dia menambahkan.
Baca juga: Dinkes Manggarai anggarkan Rp7 miliar tangani stunting
Lebih lanjut dia menyampaikan perlu upaya pendampingan yang serius pada langkah preventif ini guna menurunkan angka kasus stunting di desa mencapai 13 atau 10 persen sesuai target kabupaten.
Dia pun meminta keluarga dalam hal ini orang tua juga memerhatikan kebersihan lingkungan, pola makan, dan pola tidur anak. Dia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menangani permasalahan stunting saat ini.
Baca juga: Manggarai Barat optimalkan operasi timbang cegah stunting
"Anggaran dari pemerintah untuk penanganan stunting itu besar, tapi butuh kesadaran masyarakat juga untuk menjaga kesehatan anak," kata dia menandaskan.
"Kami optimalisasi kegiatan posyandu dengan pendampingan pemberian makanan tambahan, termasuk pengawasan ke sasaran, sehingga ada penurunan kasus, lumayan turun enam sampai tujuh persen," kata Kepala Desa Hokeng Jaya Gabriel Namang ketika dihubungi dari Kupang, Senin, (12/9/2022).
Berdasarkan data Desa Hokeng Jaya, adanya penurunan kasus stunting dari bulan Januari 2022 dengan jumlah kasus 26 pada 92 sasaran stunting menjadi 17 kasus stunting dengan jumlah sasaran 96 orang pada Agustus 2022.
Gabriel mengatakan adanya penurunan dari 28,2 persen pada Januari 2022 menjadi 17,7 persen pada Agustus 2022.
Dia mengatakan, upaya penurunan angka kasus itu tidak boleh sebatas pemberian makanan tambahan tapi harus dimulai dari hulu yakni upaya preventif.
Penanganan stunting yang berfokus pada upaya preventif diantaranya diisi dengan berbagai kegiatan posyandu yang melibatkan remaja, ibu hamil, dan pasangan usia subur.
Gabriel menjelaskan pemerintah desa melakukan optimalisasi kegiatan posyandu remaja, ibu hamil, serta pendampingan pada pasangan usia subur yang ingin memiliki anak.
"Kami berfokus pada perencanaan keluarga, perencanaan yang baik untuk memiliki anak sehingga mereka bisa melahirkan anak yang sehat dan tidak menambah daftar anak yang mengalami stunting," kata dia menambahkan.
Baca juga: Dinkes Manggarai anggarkan Rp7 miliar tangani stunting
Lebih lanjut dia menyampaikan perlu upaya pendampingan yang serius pada langkah preventif ini guna menurunkan angka kasus stunting di desa mencapai 13 atau 10 persen sesuai target kabupaten.
Dia pun meminta keluarga dalam hal ini orang tua juga memerhatikan kebersihan lingkungan, pola makan, dan pola tidur anak. Dia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menangani permasalahan stunting saat ini.
Baca juga: Manggarai Barat optimalkan operasi timbang cegah stunting
"Anggaran dari pemerintah untuk penanganan stunting itu besar, tapi butuh kesadaran masyarakat juga untuk menjaga kesehatan anak," kata dia menandaskan.