Kupang (ANTARA News NTT) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat, sejumlah daerah di provinsi berbasis kepulauan itu dilanda bencana alam, akibat hujan disertai angin kencang selama sepekan terakhir.
"Ada beberapa daerah yang terkena bencana, tetapi laporan lengkap belum kami terima. Hanya melalui kontak telepon," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur Tini Tadeus kepada Antara di Kupang, Rabu (2/1).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan dampak hujan deras disertai angin kencang, yang melanda hampir seluruh wilayah di provinsi berbasis kepulauan itu selama lebih dari satu pekan terakhir ini.
Daerah-daerah yang terkena bencana itu, antara lain di Kabupaten Lembata, Manggarai dan Timor Tengah Selatan (TTS).
Khusus untuk Kabupaten TTS, tiga orang dilaporkan meninggal dunia karena terseret banjir dari Sungai Noebenu saat kembali dari kebun.
Baca juga: Puting beliung hajar puluhan rumah di Manggarai
Ketiga warga desa itu, masing-masing Yuliana Nuban (28) dan anaknya Maria Murni Nubatonis (12), siswa kelas IV SD serta Maria Lufi (13), siswa kelas I SMP.
Sementara di Kabupaten Lembata, sejumlah ruas jalan provinsi dilaporkan mengalami kerusakan.
"Laporan lengkapnya belum ada. Kami hanya melakukan koordinasi melalui telepon," katanya.
Mengenai daerah lain, dia mengatakan petugas sedang melakukan komunikasi dengan BPBD di semua kabupaten untuk mendapatkan laporan mengenai peristiwa bencana yang terjadi di daerah masing-masing.
Tini Tadeus juga menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap berbagai kemungkinan bencana alam, baik gempa bumi, angin, longsor, banjir, gelombang laut dan lainnya.
Kewaspadaan ini penting mengingat wilayah NTT saat ini sudah mulai memasuki musim hujan, dan berpotensi menimbulkan banjir dan bencana tanah longsor.
Baca juga: Warga Kabupaten Kupang diminta waspada terhadap bencana alam
Sejumlah daerah di NTT dilanda bencana
"Ada beberapa daerah yang terkena bencana, tetapi laporan lengkap belum kami terima. Hanya melalui kontak telepon," kata Tini Tadeus.