Kupang (ANTARA News NTT) - Sedikitnya 11 orang warga Nusa Tenggara Timur dilaporkan tewas akibat cuaca buruk yang melanda wilayah provinsi berbasis kepulauan ini sejak Desember 2018.
"Cuaca buruk, seperti banjir dan angin kencang menjadi sumber pembunuh bagi 11 warga NTT tersebut," kata Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur, Tini Tadeus kepada Antara di Kupang, Senin (14/1).
Ia mengatakan, hujan lebat disertai angin kencang memicu bencana alam tanah longsor, dan banjir pada sejumlah daerah di NTT.
Tini mengatakan, bencana alam yang telah merenggut nyawa 11 korban jiwa itu merupakan dampak dari terjadinya cuaca ekstrem yang melanda NTT sejak Desember 2018 hingga Januari 2019.
"Korban yang meninggal akibat bencana di NTT cukup banyak, karena intensitas curah hujan yang tinggi disertai angin kencang menjadi pemicu terjadinya bencana tanah longsor dan banjir," kata Tini.
Ia mengatakan, bencana alam yang telah menyebabkan 11 korban meninggal itu terjadi di Kabupaten Sikka, Timor Tengah Selatan dan Manggarai Barat serta Nagekeo.
Sedangkan bencana alam yang terjadi di Kabupaten Manggarai, kata Tini, mengaibatkan satu warga setempat meninggal akibat sambaran petir.
"Dalam kondisi cuaca ekstrem seperti ini dibutuhkan kewaspadaan masyarakat untuk tidak memaksakan diri tinggal di daerah yang rawan bencana. Apabila sudah ada tanda-tanda bencana maka sebaiknya segera mengungsi ke lokasi yang aman," katanya.
Baca juga: Puting beliung hajar puluhan rumah di Manggarai
Baca juga: Warga Kabupaten Kupang diminta waspada terhadap bencana alam
11 orang tewas akibat cuaca buruk melanda NTT
Sedikitnya 11 orang warga Nusa Tenggara Timur dilaporkan tewas akibat cuaca buruk yang melanda wilayah provinsi berbasis kepulauan ini sejak Desember 2018.