Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur mengimbau warga untuk memerhatikan kesehatan ternak babi sebagai salah satu cara meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus African Swine Fever (ASF) sebagaimana yang telah terjadi di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Kupang.
"Ternak babi harus diberi pakan yang bernutrisi dan vitamin secara rutin untuk meningkatkan daya tahan tubuh babi," kata Kepala Bidang Pengendalian Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan Perizinan Usaha Peternakan Dinas Peternakan Manggarai Timur, Rofinus Gurundu ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Kamis, (19/1/2023).
Peningkatan kesehatan ternak babi merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya penularan virus ASF. Ternak babi pun harus mendapatkan pakan yang bergizi dan vitamin agar tidak mudah sakit.
Pakan yang diberikan pada ternak babi harus tersedia pada tempat khusus dan pengolahannya terhindar dari serangga atau binatang lain. Pakan yang diberikan pun harus dipastikan sumbernya, tidak berasal dari pabrik yang tidak jelas. Ternak babi pun tidak boleh diberikan makanan pakan sisa atau sisa-sisa makanan atau limbah bekas cucian daging babi.
"ASF dapat menyebar melalui pakan yang terkontaminasi," katanya.
Selain pemberian pakan yang bergizi untuk meningkatkan kesehatan ternak, biosecurity berupa pembersihan kandang menggunakan cairan disinfektan wajib dilakukan oleh peternak maupun petugas kandang. Selain itu, akses manusia keluar masuk kandang harus dibatasi.
Rofinus mengatakan ternak babi yang sakit tidak boleh dipotong dan dijual bebas. Sedangkan ternak babi yang mati harus segera dikubur, bukan dibuat sembarang tempat. Apabila ada kasus ternak babi sakit atau mati, warga wajib melaporkan pada pemerintah desa setempat untuk ditindaklanjuti oleh dinas teknis.
Sebagai salah satu langkah kewaspadaan terhadap ASF, Dinas Peternakan Manggarai Timur menyarankan agar masyarakat membeli dan mengonsumsi daging babi sehat yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) yang ditandai dengan adanya cap RPH pada daging tersebut.
Masyarakat juga diminta untuk tidak membeli ternak babi, daging babi, dan produk olahan baik se'i, sosis, pentol, bakso, kerupuk kulit, dan lainnya dari wilayah yang belum diketahui status kesehatan ternak dan produk olahannya.
Rofinus mengakui bahwa perdagangan ternak babi antar daerah agak sulit dikontrol. Oleh karena itu pemerintah desa memiliki wewenang untuk pengawasan di wilayah masing-masing.
"Dinas peternakan Manggarai Timur sudah mengeluarkan imbauan tertulis tentang kewaspadaan penyakit ASF ini kepada masyarakat, dengan lebih menekankan pentingnya tindakan biosecurity untuk mengamankan wilayah ini dari ASF," katanya.
Baca juga: Karantina Kupang imbau warga terapkan keamanan maksimum untuk cegah ASF
Baca juga: Disnak NTT siapkan 39.200 liter disinfektan untuk cegah ASF
Pemkab Matim imbau warga perhatikan kesehatan ternak babi
...Ternak babi harus diberi pakan yang bernutrisi dan vitamin secara rutin untuk meningkatkan daya tahan tubuh babi