Pengoperasian Feri Labuan-Waingapu menunggu persetujuan Kemenhub
pengoperasian kapal Feri dari Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat menuju Waingapu, ibukota Kabupaten Sumba Timur dan sebaliknya masih menunggu persetujuan dari Kementerian Perhubungan.
Kupang (ANTARA News NTT) - Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora mengatakan pengoperasian kapal Feri dari Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat menuju Waingapu, ibukota Kabupaten Sumba Timur dan sebaliknya masih menunggu persetujuan dari Kementerian Perhubungan.
"Layanan penyeberangan ini sudah kami usulkan tapi sampai saat ini masih menunggu persetujuan dari Kemenhub," katanya ketika dihubungi Antara dari Kupang, Minggu (6/1).
Ia mengatakan rute penyeberangan yang diusulkan itu akan dilayani kapal penumpang KM Sabuk Nusantara, yang sudah diadakan pemerintah pusat dan beroperasi melayani rute Waingapu menuju Benoa, Bali dan sebaliknya.
Kapal berbobot 2.077 gross tonage (GT) dengan daya tampung 422 penumpang itu beroperasi di bawah koordinasi PT Pelni berbasis di Pelabuhan Waingapu.
"Jadi kami masih menunggu, kami berharap ketika kapal dari Bali bisa singgah di Labuan Bajo sehingga memuat turis-turis dari sana untuk datang ke Waingapu," katanya.
Menurutnya, upaya peningkatan arus kunjungan wisatawan ke Sumba Timur belum signifikan karena keterbatasan akses terutama masuk melalui jalur laut.
Untuk itu, Gidion berharap usulan tersebut segera disetujui sehingga arus wisatawan yang ramai berkunjung ke Labuan Bajo sebagai destinasi wisata yang telah mendunia bisa menyebar ke daerahnya.
"Artinya kalau ada penyeberangan kan wisatawan bisa dengan mudah melihat alternatif destinasi wisata lain seperti di Sumba Timur yang juga kaya akan keindahan objek wisata selain di Taman Nasional Komodo," katanya.
Ia menambahkan selain jalur laut, akses melalui penerbangan langsung yang menghubungkan daerahnya dengan Labuan Bajo juga masih terbatas karena hanya dilayani Maskapai Susi Air dengan kapasitas muatan yang kecil.
"Kami juga berharap ada maskapai lain di Tanah Air yang lebih besar kapasitasnya bisa melayani rute ke Bandara Umbu Mehang Kunda di Waingapu, seperti dari Lion Air, Garuda atau lainnya" katanya.
"Layanan penyeberangan ini sudah kami usulkan tapi sampai saat ini masih menunggu persetujuan dari Kemenhub," katanya ketika dihubungi Antara dari Kupang, Minggu (6/1).
Ia mengatakan rute penyeberangan yang diusulkan itu akan dilayani kapal penumpang KM Sabuk Nusantara, yang sudah diadakan pemerintah pusat dan beroperasi melayani rute Waingapu menuju Benoa, Bali dan sebaliknya.
Kapal berbobot 2.077 gross tonage (GT) dengan daya tampung 422 penumpang itu beroperasi di bawah koordinasi PT Pelni berbasis di Pelabuhan Waingapu.
"Jadi kami masih menunggu, kami berharap ketika kapal dari Bali bisa singgah di Labuan Bajo sehingga memuat turis-turis dari sana untuk datang ke Waingapu," katanya.
Menurutnya, upaya peningkatan arus kunjungan wisatawan ke Sumba Timur belum signifikan karena keterbatasan akses terutama masuk melalui jalur laut.
Untuk itu, Gidion berharap usulan tersebut segera disetujui sehingga arus wisatawan yang ramai berkunjung ke Labuan Bajo sebagai destinasi wisata yang telah mendunia bisa menyebar ke daerahnya.
"Artinya kalau ada penyeberangan kan wisatawan bisa dengan mudah melihat alternatif destinasi wisata lain seperti di Sumba Timur yang juga kaya akan keindahan objek wisata selain di Taman Nasional Komodo," katanya.
Ia menambahkan selain jalur laut, akses melalui penerbangan langsung yang menghubungkan daerahnya dengan Labuan Bajo juga masih terbatas karena hanya dilayani Maskapai Susi Air dengan kapasitas muatan yang kecil.
"Kami juga berharap ada maskapai lain di Tanah Air yang lebih besar kapasitasnya bisa melayani rute ke Bandara Umbu Mehang Kunda di Waingapu, seperti dari Lion Air, Garuda atau lainnya" katanya.