Manggarai gelar pelatihan tata kelola destinasi desa wisata
Semakin banyak wisatawan yang datang berwisata maka ekonomi masyarakat juga bergerak seperti usaha tenun ikat maupun produk lokal lainya...
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur mengelar pelatihan penguatan jejaring tata kelola destinasi desa wisata guna mempercepat pembangunan sektor pariwisata terutama desa-desa wisata daerah itu.
"Bimbingan teknis penguatan jejaring tata kelola destinasi desa wisata Kabupaten Manggarai sangat penting dilakukan karena melalui jejaring kolaborasi pembangunan sektor pariwisata menjadi lebih cepat berkembang," kata Bupati Heribertus Nabit ketika membuka pelatihan penguatan jejaring tata kelola destinasi desa wisata di Desa Todo, Kecamatan Satar Mese Utara seperti dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Manggarai yang diterima di Kupang, Rabu, (5/4/2023).
Kegiatan pelatihan penguatan jejaring tata kelola destinasi desa wisata berlangsung di Desa Todo, Kecamatan Satar Mese Utara yang menjadi salah satu desa wisata di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores.
Kegiatan pelatihan diikuti 70 orang peserta yang terdiri dari para pelaku pariwisata di kawasan Desa Wisata Todo.
Bupati Heribertus Nabit mengatakan pariwisata telah menjadi salah satu alternatif sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat dalam peningkatan ekonomi.
Menurut dia sektor pariwisata memiliki kontribusi yang besar dalam mendongkrak peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat di sekitar lokasi wisata.
"Semakin banyak wisatawan yang datang berwisata maka ekonomi masyarakat juga bergerak seperti usaha tenun ikat maupun produk lokal lainya yang diminati para wisatawan yang datang berkunjung," kata Heribertus Nabit.
Heribetus Nabit berharap dengan adanya pelatihan jejaring tata kelola destinasi desa wisata maka semakin banyak masyarakat di wilayah itu yang tergerak di sektor pariwisata.
"Kami berharap ilmu yang diterima dalam bimbingan teknis ini dapat langsung diterapkan dalam aktivitas hariannya," kata Heribertus Nabit dalam kegiatan yang juga dihadiri Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira dan Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOPLBF) Shana Fatina.
Sementara itu Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira mengatakan bimbingan teknis yang dilakukan di kawasan Wisata Todo karena melihat potensi wisata sebagai destinasi lanjutan dari Labuan Bajo.
Menurut dia selain kekayaan alam dan budayanya, melalui bimbingan teknis ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelaku pariwisata.
"Masih banyak hal yang perlu dibenahi sehingga setelah mengunjungi Labuan Bajo maupun Wae Rebo tidak lantas membuat wisatawan langsung pulang. Kita berharap ke depan, perlahan-lahan desa-desa wisata di Kabupaten Manggarai bisa menjadi alternatif destinasi baru setelah Labuan Bajo,” kata Andreas Hugo Pareira.
Baca juga: Desa Ululoga di Nagekeo promosi wisata memanfaatkan digitalisasi
Baca juga: Desa di Nagekeo jaga toleransi agama untuk lestarikan wisata religi Islam
"Bimbingan teknis penguatan jejaring tata kelola destinasi desa wisata Kabupaten Manggarai sangat penting dilakukan karena melalui jejaring kolaborasi pembangunan sektor pariwisata menjadi lebih cepat berkembang," kata Bupati Heribertus Nabit ketika membuka pelatihan penguatan jejaring tata kelola destinasi desa wisata di Desa Todo, Kecamatan Satar Mese Utara seperti dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Manggarai yang diterima di Kupang, Rabu, (5/4/2023).
Kegiatan pelatihan penguatan jejaring tata kelola destinasi desa wisata berlangsung di Desa Todo, Kecamatan Satar Mese Utara yang menjadi salah satu desa wisata di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores.
Kegiatan pelatihan diikuti 70 orang peserta yang terdiri dari para pelaku pariwisata di kawasan Desa Wisata Todo.
Bupati Heribertus Nabit mengatakan pariwisata telah menjadi salah satu alternatif sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat dalam peningkatan ekonomi.
Menurut dia sektor pariwisata memiliki kontribusi yang besar dalam mendongkrak peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat di sekitar lokasi wisata.
"Semakin banyak wisatawan yang datang berwisata maka ekonomi masyarakat juga bergerak seperti usaha tenun ikat maupun produk lokal lainya yang diminati para wisatawan yang datang berkunjung," kata Heribertus Nabit.
Heribetus Nabit berharap dengan adanya pelatihan jejaring tata kelola destinasi desa wisata maka semakin banyak masyarakat di wilayah itu yang tergerak di sektor pariwisata.
"Kami berharap ilmu yang diterima dalam bimbingan teknis ini dapat langsung diterapkan dalam aktivitas hariannya," kata Heribertus Nabit dalam kegiatan yang juga dihadiri Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira dan Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOPLBF) Shana Fatina.
Sementara itu Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira mengatakan bimbingan teknis yang dilakukan di kawasan Wisata Todo karena melihat potensi wisata sebagai destinasi lanjutan dari Labuan Bajo.
Menurut dia selain kekayaan alam dan budayanya, melalui bimbingan teknis ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelaku pariwisata.
"Masih banyak hal yang perlu dibenahi sehingga setelah mengunjungi Labuan Bajo maupun Wae Rebo tidak lantas membuat wisatawan langsung pulang. Kita berharap ke depan, perlahan-lahan desa-desa wisata di Kabupaten Manggarai bisa menjadi alternatif destinasi baru setelah Labuan Bajo,” kata Andreas Hugo Pareira.
Baca juga: Desa Ululoga di Nagekeo promosi wisata memanfaatkan digitalisasi
Baca juga: Desa di Nagekeo jaga toleransi agama untuk lestarikan wisata religi Islam