Artikel - Menjadikan Maluku Utara pemasok sapi di Indonesia timur

id Sapi,artikel peternakan Oleh Abdul Fatah

Artikel - Menjadikan Maluku Utara pemasok sapi di Indonesia timur

Sejumlah peternak menyiapkan areal yang luas untuk budi daya hewan ternak sapi, Senin (5/6/2023). ANTARA/Abdul Fatah

...Semakin tingginya harga sapi mendorong masyarakat Malut kian bergairah memelihara ternak sapi sebagian usaha sambilan
Ternate (ANTARA) - Awalnya Yunus hanya memelihara dua sapi sebagai usaha sambilan. Namun, berkat ketekunannya merawat sapi betina yang dibelinya dari peternak sapi potong di desa tetangga, kini telah berbiak menjadi 10 ekor.

Petani cengkih di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, itu tidak lagi mengkhawatirkan biaya kuliah anak sulungnya yang tahun 2023 ini diterima di salah satu perguruan tinggi negeri di Ternate karena jika hasil panen cengkih tidak mencukupi dapat menutupinya dengan menjual sapi.

Banyak petani, termasuk pegawai negeri sipil (PNS) dan masyarakat umum di provinsi kepulauan ini yang memelihara sapi sebagai usaha sambilan seperti Yunus. Usaha ini merupakan pilihan investasi yang menjanjikan keuntungan besar dengan risiko minimal.

Memelihara sapi tidak membutuhkan biaya perawatan besar, pakannya juga tidak sulit, dan jika membutuhkan dana mendesak dan pada saat sama tidak memiliki uang tunai, dapat mengatasinya dengan menjual sapi tanpa harus meminjam ke pihak lain.

Bagi petani lahan kering di Malut, memelihara sapi memberi keuntungan tersendiri karena menjadi sumber pupuk kandang. Jadi, jika pupuk bersubsidi langka atau harganya sulit terjaga dapat menggunakan pupuk kandang sebagai alternatif, yang justru lebih ramah lingkungan terhadap tanaman dan lahan.

Pemerintah daerah di provinsi yang terkenal sebagai penghasil rempah ini dikolaborasikan tingginya minat masyarakat memelihara sapi sebagai usaha sambilan dengan berbagai program peningkatan populasi sapi untuk memenuhi kebutuhan lokal sekaligus mendukung upaya pemerintah mengurangi impor sapi.

Program itu di antaranya membagikan bantuan sapi kepada masyarakat, baik perseorangan maupun kelompok, untuk dikembangbiakkan, yang sampai awal 2023 telah mencapai lebih dari 3.000 ekor. Jumlah ini belum termasuk bantuan serupa dari perusahaan di daerah ini dalam bentuk program sumber daya masyarakat.

Populasi sapi di Malut, semuanya jenis sapi potong, kini tercatat 116.000 ekor. Dengan populasi sebanyak itu, Malut sudah mampu memenuhi kebutuhan sendiri, baik untuk sapi potong maupun sapi kurban, sekitar 5 ribu ekor per tahun, yang sebelumnya harus mendatangkan tambahan dari provinsi lain.

Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba-- yang menjadikan pengembangan ternak sapi sebagai program prioritas pada masa jabatannya sejak periode pertama dan pada akhir periode kedua-- optimistis Malut akan menjadi daerah pemasok sapi potong dan sapi kurban di Indonesia, khususnya di Indonesia Timur.

Malut saat ini sudah berhasil mengirim ke luar pulau sedikitnya 2 ribu sapi per tahun ke sejumlah provinsi di wilayah Kalimantan, Sulawesi, serta Papua. Diproyeksikan dalam 5 tahun ke depan sudah mencapai di atas 5 ribu ekor per tahun seiring dengan terus meningkatnya populasi sapi di daerah ini.

Populasi sapi potong di Indonesia tahun 2022 tercatat 18,6 juta ekor, namun untuk memenuhi kebutuhan sapi potong secara nasional tahun 2022 yang mencapai 770 ribu ton, Pemerintah masih harus mengimpor sapi potong sebanyak 266 ribu ton.


Inseminasi