Artikel - Memacu penggunaan kendaraan listrik hadapi krisis iklim
...Dengan langkah-langkah tegas dan kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia bakal muncul sebagai model positif dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan
Indonesia, dengan populasi kendaraan konvensional yang melimpah, berdiri di ambang perubahan besar dalam sektor otomotifnya.
Pemerintah dan pemangku kepentingan tengah melakukan transformasi kendaraan konvensional melalui pengadopsian kendaraan listrik yang ramah lingkungan. Langkah ini sejalan dengan upaya negara dalam mengurangi konsumsi BBM untuk masa depan yang lebih hijau.
Oleh karena itu, Pemerintah merinci rencana yang mengesankan untuk meningkatkan pangsa pasar kendaraan listrik hingga 10 persen di dalam negeri. Upaya itu akan ditempuh melalui berbagai insentif, termasuk dukungan dalam bentuk insentif pembelian dan konversi motor listrik, serta pengurangan pajak untuk mobil listrik.
Pemerintah berencana memberikan insentif sebesar Rp7 juta untuk pembelian sepeda motor listrik dan mengurangi pajak sekitar 10 persen untuk mobil listrik. Angka itu setara dengan insentif yang diberikan oleh negara-negara seperti Thailand.
Demi meraih target 10 persen pangsa pasar, penjualan kendaraan listrik pada 2023-2024 harus mencapai sekitar 600 ribu unit untuk motor listrik dan sekitar 100 ribu unit untuk mobil listrik.
“Dengan begitu kita bisa mengurangi emisi dan impor BBM,” kata Luhut.
Adapun dalam 5-10 tahun ke depan, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik.
Selain itu, Pemerintah juga berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada BBM untuk melangkah ke masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Dalam upaya untuk melindungi lingkungan dan mengurangi emisi karbon, Indonesia telah membuka jalan menuju transformasi energi yang lebih bersih dan kemandirian energi yang lebih besar.
Di sisi lain Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Kementerian Perindustrian Taufik Bawazier mengungkapkan bahwa dengan masyarakat beralih ke kendaraan listrik, subsidi BBM dapat dialihkan ke sektor kesehatan dan sektor lainnya. Ini adalah peluang besar untuk mengurangi beban keuangan negara sambil meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pembentukkan ETM
Indonesia telah memulai perjalanan ini dengan langkah-langkah awal yang berani, termasuk pembentukan Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform yang dirancang untuk menggandeng para investor.
Menurut data dari Kementerian Keuangan, Climate Investment Funds (CIF), salah satu lembaga multilateral terbesar di dunia yang mendukung aksi iklim di negara-negara berkembang, telah mengalokasikan 500 juta dolar AS untuk Indonesia melalui ETM Country Platform.
Baca juga: Artikel - Mengapa mobil listrik mahal?
Dana ini diyakini dapat mempercepat pensiun dini sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dengan kapasitas total mencapai 2 gigawatt, dengan potensi mengurangi emisi karbondioksida sekitar 50 juta ton pada tahun 2030 dan 160 juta ton pada tahun 2040.
Dengan langkah-langkah tegas dan kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia bakal muncul sebagai model positif dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.
Baca juga: Artikel - Mengintip kehebatan kendaraan Pindad Maung 4x4
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Memacu penggunaan kendaraan listrik untuk mengahadapi krisis iklim
Pemerintah dan pemangku kepentingan tengah melakukan transformasi kendaraan konvensional melalui pengadopsian kendaraan listrik yang ramah lingkungan. Langkah ini sejalan dengan upaya negara dalam mengurangi konsumsi BBM untuk masa depan yang lebih hijau.
Oleh karena itu, Pemerintah merinci rencana yang mengesankan untuk meningkatkan pangsa pasar kendaraan listrik hingga 10 persen di dalam negeri. Upaya itu akan ditempuh melalui berbagai insentif, termasuk dukungan dalam bentuk insentif pembelian dan konversi motor listrik, serta pengurangan pajak untuk mobil listrik.
Pemerintah berencana memberikan insentif sebesar Rp7 juta untuk pembelian sepeda motor listrik dan mengurangi pajak sekitar 10 persen untuk mobil listrik. Angka itu setara dengan insentif yang diberikan oleh negara-negara seperti Thailand.
Demi meraih target 10 persen pangsa pasar, penjualan kendaraan listrik pada 2023-2024 harus mencapai sekitar 600 ribu unit untuk motor listrik dan sekitar 100 ribu unit untuk mobil listrik.
“Dengan begitu kita bisa mengurangi emisi dan impor BBM,” kata Luhut.
Adapun dalam 5-10 tahun ke depan, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik.
Selain itu, Pemerintah juga berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada BBM untuk melangkah ke masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Dalam upaya untuk melindungi lingkungan dan mengurangi emisi karbon, Indonesia telah membuka jalan menuju transformasi energi yang lebih bersih dan kemandirian energi yang lebih besar.
Di sisi lain Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Kementerian Perindustrian Taufik Bawazier mengungkapkan bahwa dengan masyarakat beralih ke kendaraan listrik, subsidi BBM dapat dialihkan ke sektor kesehatan dan sektor lainnya. Ini adalah peluang besar untuk mengurangi beban keuangan negara sambil meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pembentukkan ETM
Indonesia telah memulai perjalanan ini dengan langkah-langkah awal yang berani, termasuk pembentukan Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform yang dirancang untuk menggandeng para investor.
Menurut data dari Kementerian Keuangan, Climate Investment Funds (CIF), salah satu lembaga multilateral terbesar di dunia yang mendukung aksi iklim di negara-negara berkembang, telah mengalokasikan 500 juta dolar AS untuk Indonesia melalui ETM Country Platform.
Baca juga: Artikel - Mengapa mobil listrik mahal?
Dana ini diyakini dapat mempercepat pensiun dini sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dengan kapasitas total mencapai 2 gigawatt, dengan potensi mengurangi emisi karbondioksida sekitar 50 juta ton pada tahun 2030 dan 160 juta ton pada tahun 2040.
Dengan langkah-langkah tegas dan kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia bakal muncul sebagai model positif dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.
Baca juga: Artikel - Mengintip kehebatan kendaraan Pindad Maung 4x4
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Memacu penggunaan kendaraan listrik untuk mengahadapi krisis iklim