Oviedo, Spanyol (ANTARA) - Badai Bernard memporak porandakan Spanyol Selatan, menyebabkan korban jiwa, beberapa terluka dan sekitar dua ribu insiden kerusakan, menurut keterangan layanan darurat wilayah Andalusia pada Senin.
Badai yang tidak biasa ini, yang membawa angin kencang dan hujan lebat, mencapai puncak kehancuran pada Minggu malam dan Senin, (23/10/2023) dini hari.
Satu pria dipastikan tewas saat berkendara di provinsi Huelva ketika longsor menyebabkan mobilnya terbalik di jalan. Otoritas menduga satu pria lainnya tewas di kota Cordoba setelah terkena hantaman lembaran logam yang tercabut angin dari bangunan.
Sementara itu, beberapa orang mengalami luka akibat sejumlah pohon tumbang di Andalusia.
Salah satu situasi terburuk terjadi di Istana Alhambra yang terkenal sebagai sebuah tujuan wisata populer, dimana tiga orang terluka akibat cabang pohon yang patah. Seorang remaja perempuan berusia 16 tahun asal Polandia sedang mendapatkan perawatan di unit intensif, menurut harian lokal Granada Holy.
Di beberapa tempat, dilaporkan kecepatan angin mencapai 100 km per jam. Sebuah video menunjukkan bahwa kekuatan angin dapat mencabut pohon dari akarnya.
Pada Senin, badan meteorologi Spanyol Aemet mengakui bahwa badai tersebut bergerak berbeda dari yang mereka duga dan sedang berupaya untuk menentukan apakah itu adalah badai tropis atau subtropis, meskipun hanya berlangsung beberapa jam.
Aemet menyebut Badai Bernard memiliki beberapa karakteristik badai tropis seperti badai kencang di pusatnya dan tidak ada gelombang udara dingin yang jelas.
Badai jarang terjadi di Spanyol, dan Aemet mengatakan Bernard awalnya dikesampingkan sebagai badai tropis atau subtropis sehingga tidak dipantau oleh Pusat Badai Nasional.
Spanyol telah mengalami cuaca abnormal luar biasa dalam sebulan terakhir. Sebelumnya pada Oktober, sebagian besar negara dilanda gelombang panas bulan Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berlangsung selama berminggu-minggu.
Namun mulai minggu lalu, badai dahsyat melanda. Contohnya, Kamis lalu, Madrid mengalami banjir besar setelah badai Aline menyebabkan curah hujan yang memecahkan semua rekor sejak tahun 1860.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Turki siapkan operasi penyelematan korban banjir Badai Daniel di Libya
Baca juga: Badai Idalia mendekati Florida, Biden nyatakan keadaan darurat